Selasa 03 Nov 2020 14:50 WIB

Komisi VIII DPR: Hubungan Indonesia-Saudi Sangat Baik

Indonesia merupakan negara yang paling banyak mengirimkan jamaah haji maupun umroh.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Muhammad Fakhruddin
Komisi VIII DPR: Hubungan Indonesia-Saudi Sangat Baik (Ilustrasi).
Foto: RaesahAlharmin / HO via REUTERS
Komisi VIII DPR: Hubungan Indonesia-Saudi Sangat Baik (Ilustrasi).

IHRAM.CO.ID,JAKARTA — Indonesia menjadi salah satu negara yang menjadi prioritas Arab Saudi saat kebijakan dibukanya kembali ibadah umroh di masa New Normal. Sejak ditutup Februari 2020 lalu, Arab Saudi hanya memperbolehkan jamaah dari dua negara, yaitu Pakistan dan Indonesia untuk datang kembali ke Tanah Suci. 

Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Ace Hasan Syadzily mengatakan, keistimewaan yang diterima Indonesia dari Kerajaan Arab Saudi ini merupakan kabar gembira bagi umat Muslim Indonesia, menyusul banyaknya calon jamaah yang gagal berangkat ke Tanah Suci karena wabah Covid-19. 

Menurut Ace, selama ini Indonesia dan Arab Saudi memiliki hubungan yang sangat baik. Indonesia juga merupakan negara dengan populasi Muslim terbanyak di dunia, dan merupakan negara yang paling banyak mengirimkan jamaah haji maupun umroh.

“Indonesia memiliki hubungan yang sangat baik dengan Arab Saudi. Indonesia merupakan salah satu negara Muslim terbanyak di dunia yang juga merupakan salah satu negara paling banyak mengirimkan jamaah umrohnya ke Arab Saudi,” ujar Ace saat dihubungi Republika.co.id, Selasa (3/11).

“Tentu kebijakan ini disertai dengan persyaratan tertentu seperti pembatasan usia yang tak lebih dari 50 tahun dan penerapan protokol Covid-19 yang ketat,” sambungnya.

Ace menjelaskan, kebijakan diizinkannya  kembali warga negara Indonesia untuk beribadah umroh dapat dilihat dari dua hal. Pertama, Pemerintah Arab Saudi menilai bahwa penanganan Covid-19 di Indonesia relatif terkendali sehingga Kementerian Kesehatan Arab Saudi mengizinkan WNI untuk mengunjungi negaranya. 

“Kedua, hubungan Indonesia-Arab Saudi yang sangat dekat. Dengan demikian, kedekatan hubungan ini memungkinkan adanya hubungan resiprokal di antara kedua negara dalam hal kunjungan antar negara,” sambung Ace. 

Sebelumnya, Limi Maria Goretti, Humas Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah Republik Indonesia (Amphuri) mengatakan, pada kloter pertama pembukaan umroh ini, jamaah yang diberangkatkan ke Saudi dilepas langsung oleh Dirbina Haji Umrah Kemenag H Arfi Hatim dan pejebat kemenag beserta Pejabata Kemenkes & BNPB, serta Dubes Arab Saudi Esam A Abid Elthagafi.

"Ketentuannya dari pemerintah Arab Saudi. Memang asosiasi juga berusaha agar Indonesia dapat diprioritaskan, mengingat jamaah kita cukup banyak dan menjadi negara muslim nomor 1 dunia," ujarnya. 

Dalam pelaksanaannya, umroh di tengah pandemi Covid-19 tentu sangat berbeda dari biasanya. Jamaah harus lolos beberapa pengecekan kesehatan. Bahkan di kloter pertama ini ada beberapa jamaah yang gagal berangkat. "Yang gagal nanti diberangkatkan di kloter kedua, tanggal 3 November," dia menjelaskan.

Ada 26.328 jamaah atau 44 persen dari yang sudah mendapat nomor registrasi berusia 18-50 tahun. Mereka masuk dalam kriteria yang dipersyaratkan Saudi untuk berangkat umroh di masa pandemi ini.

Terkait jumlah jamaah yang berusia 18-50 tahun, sebanyak 21.418 sudah mendapat nomor porsi yang artinya telah melakukan pembayaran. Sebanyak 9.509 orang bahkan sudah lunas, dapat visa, dan punya tiket keberangkatan. "Kami semua sangat antusias dengan pembukaan umroh ini," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement