Rabu 04 Nov 2020 11:44 WIB

Libur Panjang, PAD Jabar Capai Rp 47 Miliar

Di destinasi unggulan okupansi hotel selama libur panjang naik hingga 80 persen

Rep: arie lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Kemacetan di jalur alternatif menuju kawasan wisata Lembang, Kabupaten Bandung Barat, di Jalan Dago, Kota Bandung, Kamis (29/10). Kemacetan lalu lintas, selain karena tingginya volume kendaraan juga disebabkan sempitnya jalan dan sejumlah tanjakan curam.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Kemacetan di jalur alternatif menuju kawasan wisata Lembang, Kabupaten Bandung Barat, di Jalan Dago, Kota Bandung, Kamis (29/10). Kemacetan lalu lintas, selain karena tingginya volume kendaraan juga disebabkan sempitnya jalan dan sejumlah tanjakan curam.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Pergerakan wisatawan nusantara ke Jawa Barat saat libur panjang pekan lalu mengalami peningkatan cukup signifikan. Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari industri pariwisata sepanjang bulan Oktober mencapai Rp 47 miliar.

Data Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jawa Barat mencatat bahwa angka kunjungan ke destinasi periode tanggal 27  hingga 31 Oktober sebanyak 145.212 orang untuk 11 kabupaten kota. Begitu juga, okupansi hotel di 11 Kabupaten Kota sebanyak 48 persen, wisatawan yang mendatangi restoran di empat kabupaten kota ada 18.513 orang.

Menurut Kepala Disparbud Jabar, Dedi Taufik, okupansi hotel tertinggi masih berada di wilayah destinasi unggulan, seperti Kota Bogor, Kota Bandung, Kota Cirebon, Kabupaten Kuningan, Kabupaten Garut. Di daerah tersebut okupansi hotel selama selama libur panjang dari pada 28 sampai 31 oktober berada di kisaran 70 hingga 80 persen dibandingkan momen biasa saat pandemi.

Di luar daerah itu, kata dia, peningkatan okupansi hotel ikut meningkat meski berada di kisaran 40 persen hingga 70 persen.“Kalau dihitung rata-rata okupansi hotel di Jawa Barat saat masa libur panjang kemarin itu berada di angka 55 persen. Artinya ada peningkatan yang cukup signifikan. Dua bulan sebelumnya, okupansi hotel di kisaran 27 persen hingga 34 persen,” ujar Dedi Taufik, Selasa (3/11).

Dari data yang ada, kata Dedi, total PAD sepanjang bulan Oktober di sektor ini Rp 47 miliar. "Paling tinggi didapatkan Kabupaten Bogor dengan realisasi Rp 17 miliar, disusul Kota Bandung dengan realisasi Rp 12 miliar,” katanya.

Saat ditanya mengenai evaluasi upaya pencegahan penyebaran virus Covid-19 saat terjadi lonjakan kunjungan, Dedi Taufik tidak berani mengklaim sempurna. Namun, jika dilihat indikator yang ada, pelaku industri pariwisata sudah disiplin menerapkan protokol kesehatan.

Menurutnya, pemeriksaan kesehatan melalui rapid tes sudah semakin baik. Total pengetesan dilakukan terhadap 14 ribu orang secara acak dengan hasil reaktif sebanyak 408 orang, mayoritas ditemukan di wilayah Bogor.“Kami berusaha merealisasikan instruksi gubernur (Ridwan Kamil) yang ingin ada pencegahan kenaikan kasus Covid-19. Pengawasan pengelola industri pariwisata, pengetesan kami sudah lakukan. Hasilnya 408 orang reaktif. Sudah ditindaklanjuti dengan swab tes, masih menunggu hasil. Mudah-mudahan hasilnya negatif,” paparnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement