Rabu 04 Nov 2020 19:57 WIB

Oxford Siap Umumkan Hasil Uji Coba Vaksin Covid-19

Oxford mulai mengembangkan vaksin Covid-19 pada Januari

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Vaksin Covid-19 (ilustrasi).
Foto: AP Photo/Ted S. Warren
Vaksin Covid-19 (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Tim Universitas Oxford siap mempresentasikan hasil uji coba tahap akhir kandidat vaksin Covid-19. Hal itu memunculkan harapan bahwa Inggris dapat mulai memproduksi vaksin pada akhir Desember atau awal 2021.

"Saya optimistis kita bisa mencapai titik itu sebelum akhir tahun ini," kata Direktur Oxford Vaccine Group Andrew Pollard saat berbicara di parlemen Inggris pada Rabu (4/11).

Baca Juga

Menurut dia, ampuh atau tidaknya vaksin dapat diketahui akhir tahun ini. Setelah itu data harus ditinjau oleh regulator. Jika semua berjalan lancar, langkah selanjutnya adalah membuat keputusan siapa yang diprioritaskan untuk memperoleh vaksin. "Bagian kami - kami semakin dekat tetapi kami belum sampai di sana," ucapnya.

Pollard mengisyaratkan tak dapat menjamin apakah vaksin yang dikembangkan timnya seratus persen ampuh. "Saya pikir bagus memiliki vaksin yang mempunyai kemanjuran yang signifikan. Jadi apakah, maksud saya, itu 50, 60, 70, 80 persen, berapa pun angkanya, merupakan pencapaian yang luar biasa," kata dia.

Sebab menurutnya, dari sudut pandang kesehatan, dengan adanya vaksin, jumlah orang yang masuk rumah sakit akibat Covid-19 dapat berkurang. "Bahwa orang yang mengidap kanker dapat menjalani operasi kemoterapi - ini adalah pengubah permainan yang lengkap dan sukses jika kita memenuhi titik akhir kemanjuran itu," ujar Pollard.

Dia pun sempat ditanya apakah kandidat vaksin Oxford dapat mulai digunakan sebelum Natal. Menurut Pollard, kemungkinan itu kecil. "Tapi saya tidak tahu," ucapnya.

Namun Pollard yakin, meskipun ada vaksin, dunia tidak akan segera kembali normal. "Perlu waktu untuk meluncurkan vaksin. Tidak semua orang mau menerimanya. Kita masih akan membuat orang-orang tertular virus ini karena ia terlalu pandai dalam menularkan," kata Pollard.

Oxford mulai mengembangkan vaksin Covid-19 pada Januari lalu. Kandidatnya dikenal dengan nama ChAdOx nCov-19. Itu merupakan salah satu kandidat vaksin yang telah terindikasi aman dan memicu respons imun. Oxford telah melakukan uji coba dengan melibatkan 1.077 relawan. Hasil awal menunjukkan bahwa kandidat vaksin mereka berhasil membuat antibodi dan sel-T yang dapat melawan virus corona.

Sel-T adalah sejenis sel darah putih yang membantu mengkoordinasikan sistem kekebalan tubuh. Ia mampu mengenali sel-sel tubuh mana yang telah terinfeksi dan menghancurkannya. Hampir semua vaksin efektif menginduksi respons antibodi dan sel-T.

Dalam pengujian ChAdOx nCov-19, tingkat sel-T memuncak 14 hari setelah vaksinasi. Sementara tingkat antibodi memuncak 28 hari pasca-vaksinasi. “Kami sangat senang dengan hasil yang diterbitkan hari ini karena kami melihat antibodi dan sel-T yang menetralkan,” kata Andrew Pollard pada Juli lalu.

Menurut Pollard vaksin yang dikembangkan timnya sangat menjanjikan. “Tapi pertanyaan kunci yang ingin diketahui semua orang adalah apakah vaksin itu berfungsi, apakah ia menawarkan perlindungan dan kita sedang menunggu,” ujarnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement