Kamis 05 Nov 2020 19:40 WIB

Biaya Dana BRI Syariah Turun

Dana Pihak Ketiga (DPK) BRI Syariah tumbuh 72,69 persen.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Nidia Zuraya
Bank BRIsyariah melaksanakan public expose kinerja kuartal III 2020, Kamis (5/11).
Foto: Dok. BRIsyariah
Bank BRIsyariah melaksanakan public expose kinerja kuartal III 2020, Kamis (5/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank BRIsyariah Tbk meningkatkan rasio dana murah (CASA) serta mengatur dan menjaga posisi serta buffer likuiditas sebagai penerapan healthy liquidity management. Direktur Bisnis Komersil BRIsyariah Kokok Alun Akbar menyampaikan berkat hal ini cost of fund turun.

"Biaya dana atau cost of fund kita turun dari 4,83 persen pada September 2019 menjadi 3,67 persen pada September 2020," katanya dalam konferensi pers Public Expose, Kamis (5/11).

Kokok mengatakan Dana Pihak Ketiga (DPK) meningkat berkat pertumbuhan signifikan dari tabungan dan giro (CASA). Rasio CASA telah naik menjadi 51,3 persen dari 37,7 persen (yoy). Sementara DPK tumbuh 72,69 persen menjadi Rp 48,7 triliun.

Peningkatan CASA ini dilakukan dengan berbagai digitalisasi layanan baik untuk melayani nasabah dana pihak ketiga maupun nasabah pembiayaan. Direktur Bisnis Ritel BRIsyariah Fidri Arnaldy menjelaskan, pembiayaan segmen ritel menjadi pendukung utama pada pertumbuhan kinerja perusahaan.

Pada September 2020 total pembiayaan yang disalurkan BRIsyariah mencapai Rp 40,3 triliun, dan 76,6 persen dari portofolio pembiayaan perusahaan adalah pembiayaan ritel, yakni Rp 30,9 triliun. Pembiayaan ritel konsumer dengan risiko rendah masih menjadi fokus BRIsyariah. 

Total pembiayaan ritel konsumer tetap dominan dalam penyaluran pembiayaan perusahaan dengan angka Rp 12,2 triliun atau tumbuh 53,77 persen (yoy) pada September 2020. Sementara itu, pertumbuhan pembiayaan yang paling tinggi terjadi di segmen ritel mikro di mana jumlah outstanding meningkat hingga 165 persen (yoy) menjadi Rp 10,9 triliun.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement