Kamis 05 Nov 2020 21:36 WIB

Islam di Skotlandia, Anti-Islam Lebih Parah dari Anti-Semit

Kebencian terhadap Islam di Skotlandia melebihi anti-Yahudi

Kebencian terhadap Islam di Skotlandia melebihi anti-Yahudi. Masyarakat Skotlandia menggelar demo terkait merebaknya Islamofobia.
Foto: scotlandherald.com
Kebencian terhadap Islam di Skotlandia melebihi anti-Yahudi. Masyarakat Skotlandia menggelar demo terkait merebaknya Islamofobia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Populasi umat Muslim di Skotlandia sekarang ini diperkirakan sekitar 50 ribu jiwa. Kebanyakan mereka berasal dari Arab Saudi, Pakistan, Turki, Afrika Utara, Malaysia, dan India. Konsentrasi terbesar umat Muslim Skotlandia adalah di kota Glasgow dan provinsi Strathclyde (jumlahnya mencapai 30 ribu jiwa).

Berdasarkan catatan, di Glasgow terdapat sebanyak 12 masjid, termasuk Masjid Pusat Glasgow. Masjid ini diresmikan tahun 1984 dan terletak di tepian Sungai Clyde. Selain masyarakat Muslim sekitar, jamaah masjid juga banyak terdiri dari pelajar dan mahasiswa Universitas Glasgow.

Baca Juga

Kini masjid yang ukurannya lebih besar dari Masjid Regent Park di London menjadi salah satu bangunan penting di Glasgow. Banyak pengunjung yang datang, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Mereka terdiri dari jamaah biasa, pelajar, lembaga keagamaan, atau individu yang ingin mempelajari Islam secara lebih mendalam.

Luas keseluruhan kompleks masjid sekitar empat hektare, termasuk nantinya bagi lokasi Islamic Center yang akan segera dibangun. Fasilitas lainnya antara lain gedung serbaguna, olahraga, perpustakaan serta fasilitas pendidikan agama.

 

Tidak kurang dari 30 buah masjid berada di Skotlandia. Di samping di Glasgow, sebanyak enam masjid ada di Edinburg, dua di Kirkcaldy, Dundee, dan Livingstone serta masing-masing satu masjid di Falkirk, Stirling, Perth, Dumfries, Bathgate, dan Glenrothes.

Sebagaimana yang terjadi di sejumlah negara Eropa, di Skotlandia Islamofobia juga mewabah. Di antara faktornya adalah gencarnya publikasi dan propaganda dari media sayap kanan yang berpotensi menumbuhkan kebencian bermotif rasial.

Beberapa informasi pada media itu jelas-jelas menggambarkan adanya keterkaitan hubungan dengan apa yang pernah terjadi di era tahun 1920-an manakala kebencian terhadap kaum Yahudi meningkat. ''Nah, saat Anda merasa terganggu, bahkan terancam oleh para imigran baru, jangan heran apabila hal itu kemudian dapat memicu tindakan rasial,'' demikian ditulis pada harian White Mughals.

Lebih jauh, juga disebutkan, ''Rasisme tidaklah statis, namun terus berkembang dan bergerak mengikuti sasarannya. Seperti halnya agama Islam menggantikan kedudukan Yahudi sebagai agama kedua terbesar di Skotlandia. Sehingga amat dipercaya bahwa kini Islamofobia telah pula menggantikan sikap anti-Semit sebagai dasar tindakan rasis di sini.''   

Commission for Racial Equality meminta semua pihak untuk menghormati prinsip-prinsip persamaan hak tanpa membedakan ras, suku maupun agama. ''Kekerasan rasial terhadap anggota komunitas tidak bisa ditoleransi.'' 

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement