Kamis 05 Nov 2020 23:48 WIB

Sudahkah Kita Melakukan Sholat dengan Baik dan Benar?

Sholat yang dilakukan secara baik dan benar akan cegah dari keji dan mungkar

Sholat yang dilakukan secara baik dan benar akan cegah dari keji dan mungkar Ilustrasi sholat
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sholat yang dilakukan secara baik dan benar akan cegah dari keji dan mungkar Ilustrasi sholat

REPUBLIKA.CO.ID, Tak ada alasan apa pun bagi kita hamba-Nya untuk meninggalkan sholat fardhu lima waktu. Dalam kondisi dan situasi apa pun, sholat wajib harus tetap dijalankan. 

Mari kita lihat di sekeliling kita, bagaimana sholat sudah tidak menjadi ibadah istimewa. Ia hanya pelengkap pekerjaan. Buktinya, setiap ada panggilan azan berkumandang, kita tetap tak bergeming, abai dan terus melanjutkan pekerjaan, baik di rumah maupun di kantor.

Baca Juga

Fakta ini, memberikan sinyal bahwa sholat fardhu lima waktu belum menjadi kebutuhan laiknya makanan pokok. Jika tak dimakan maka ia akan lapar dan ujungnya sakit. 

Artinya, jika kita tak menjalankan sholat maka ujungnya pun akan sakit. Berupa hati yang keras, kata-kata yang kotor, dan perbuatan yang keji dan mungkar. Padahal, jelas disebutkan dalam Alquran bahwa sholat mampu mencegah perbuatan keji dan munkar. 

إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ ۗ وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ ۗ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ

“Sesungguhnya sholat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (sholat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. “(QS al-Ankabuut: 45).

Dari sinilah terlihat betul keajaiban sholat. Belum lagi kalau kita baca dalam Alquran surat al-Mu'minun ayat 1-11. Sungguh, sholat yang benar akan menjadi jaminan sukses seseorang. Karena itu, melalui tulisan ini saya mengajak kepada seluruh umat Islam untuk menegakkan sholat. Tidak sekadar menjalankan, tapi mendirikan sholat fardhu lima waktu.

Apa maknanya? Pertama, kalau sholat dipahami sebagai kegiatan rutin, sholat kita tidak akan berbekas. Terasa biasa saja dan tidak ada yang istimewa. Dengan bahasa lain, sholatnya sekadar ibadah penggugur kewajiban semata. Akibatnya, sholat dilakukan, maksiat pun terus berjalan. Ini fenomena yang sering kita lihat di sekitar kita.

Kedua, sholat berjamaah harus menjadi kekuatan umat. Barisan sholat yang lurus dan rapat memberikan pesan bahwa umat tidak boleh bercerai-berai, harus terus bersatu, satu sama lainnya.

Cara paling mudah agar umat bisa bersatu adalah kesediaan untuk saling mengalah satu sama lainnya. Tidak merasa lebih hebat, lebih kaya, lebih berpengalaman dan lebih-lebih segalanya. Sulitnya umat Islam bersatu karena sholatnya hanya sebatas ibadah ritual dan gugur kewajiban.

Sudah saatnya kita mendirikan sholat yang benar. Zaman boleh berubah, tapi sholat jangan sampai ditinggalkan, apa pun dan bagaimana pun kondisinya. Kalau cara ini kita lakukan, keajaiban sholat bisa menjadi prasyarat keberhasilan seseorang dalam hidup dan kehidupan.

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement