Selasa 10 Nov 2020 22:04 WIB

Banyak Nakes Meninggal karena Covid, KKI Percepat Regulasi

Tim mitigasi IDI menyebut ada 282 nakes meninggal akibat Covid-19

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Sejumlah tenaga medis Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor memberikan penghormatan terakhir kepada jenazah Kepala Puskesmas Banjarsari Dokter Usman, yang meninggal akibat COVID-19 di Jalan Raya Tegar Beriman, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (26/10/2020). Berdasarkan catatan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) sejak Maret hingga Oktober 2020 terdapat total 253 petugas medis dan kesehatan yang wafat akibat terinfeksi Covid-19, jumlah tersebut terdiri dari 141 dokter, 9 dokter gigi, dan 103 perawat.
Foto: ANTARA/Yulius Satria Wijaya
Sejumlah tenaga medis Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor memberikan penghormatan terakhir kepada jenazah Kepala Puskesmas Banjarsari Dokter Usman, yang meninggal akibat COVID-19 di Jalan Raya Tegar Beriman, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin (26/10/2020). Berdasarkan catatan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) sejak Maret hingga Oktober 2020 terdapat total 253 petugas medis dan kesehatan yang wafat akibat terinfeksi Covid-19, jumlah tersebut terdiri dari 141 dokter, 9 dokter gigi, dan 103 perawat.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lebih dari 200 dokter dan perawat meninggal dunia akibat virus corona SARS-CoV2 (Covid-19). Berkurangnya tenaga kesehatan (nakes) membuat Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) berkomitmen akan mempercepat regulasi terkait menyiapkan nakes.

Ketua Konsil Kedokteran Indonesia (KKI) Putu Moda Arsana mengakui, meninggalnya dokter akibat Covid-19 tentu saja mengurangi jumlah dokter yang saat ini ada di Indonesia.

"Oleh karena itu, kami akan berupaya mempercepat regulasi-regulasi, dalam hal ini menyiapkan nakes dokter, dokter gigi, dan dokter spesialis supaya kebutuhan-kebutuhan bisa terpenuhi," katanya saat konferensi virtual KKI, Selasa (10/11).

Kendati demikian, pihaknya terlebih dahulu harus bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Kolegium, organisasi rumah sakit pendidikan serta Kementerian Kesehatan untuk membicarakan masalah ini. Ia menyebutkan jumlah dokter dan dokter gigi di seluruh Indonesia per hari ini yaitu 149.231 dokter dan 34.466 dokter gigi, kemudian 4.480 dokter gigi spesialis, dan 42.528 dokter spesialis. 

Ia menambahkan, dokter dan dokter gigi secara keseluruhan sekitar 230.685 orang. Terkait program dokter spesialis yang hanya bisa dibuka di perguruan tinggi negeri (PTN), ia menyebutkan selama ini aturan di Pendidikan Tinggi dan Kolegium hanya mengizinkan PTN membuka prodi dokter spesialis. Sedangkan kedokteran umum dan kedokteran gigi umum, dia melanjutkan, bisa dibuka di perguruan tinggi swasta.

"KKI tidak ikut menentukannya karena kami hanya bertugas untuk menetapkan dan mengesahkan standar pendidikan dan standar kurikulum," katanya.

Sebelumnya Ketua Tim Mitigasi Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Adib Khumaidi mengatakan, sejak Maret hingga November ini, terdapat total 282 petugas medis dan kesehatan yang wafat akibat terinfeksi Covid-19.

"Rinciannya terdiri dari 159 dokter, sembilan dokter gigi, dan 114 perawat," ujar Adib saat dihubungi Republika, Selasa (10/11).

Ia memperinci dokter yang wafat tersebut terdiri dari 84 dokter umum, 73 dokter spesialis, serta 2 residen yang berasal dari 20 IDI Wilayah (provinsi) dan 71 IDI Cabang (kota/kabupaten). Adib memaparkan, menurut data provinsi, jumlah kematian dokter tercatat paling banyak terjadi di Jawa Timur (36 dokter). 

Kemudian disusul DKI Jakarta (26 dokter), Sumatera Utara (24 dokter), Jawa Barat (12 dokter), Jawa Tengah (11 dokter), Sulawesi Selatan (tujuh dokter), Banten (enam dokter), Bali (lima dokter), dan Kalimantan Timur (lima dokter). Kemudian Aceh (lima dokter), Riau (empat dokter), Kalimantan Selatan (empat dokter), Sumatera Selatan (tiga dokter), Kepulauan Riau (tiga dokter), DI Yogyakarta (dua dokter), Nusa Tenggara Barat (dua dokter), Sulawesi Utara (dua dokter), Papua Barat (satu dokter), Sumatera Barat (satu dokter), Bengkulu (satu dokter), dan masih ada satu dokter menunggu verifikasi.

"Dalam situasi pandemi saat ini, para petugas medis dan kesehatan adalah pahlawan dalam arti sebenarnya. Mereka berani dan kuat pada saat ketakutan," kata Adib. N Rr Laeny Sulistyawati

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement