Rabu 11 Nov 2020 10:33 WIB

Anak Muslim Prancis 10 Tahunan Diinterogasi, Ada Apa?

Polisi Prancis menangkap dan menginterogasi empat anak Muslim berusia 10-13 tahun

Rep: Fuji E Permana/ Red: Elba Damhuri
Seorang warga Muslim berjalan melewati tulisan penghinaan rasial yang dilukis di dinding masjid di kota Saint-Étienne di Prancis tengah.
Foto: google.com
Seorang warga Muslim berjalan melewati tulisan penghinaan rasial yang dilukis di dinding masjid di kota Saint-Étienne di Prancis tengah.

IHRAM.CO.ID, PARIS -- Pada Kamis pekan lalu, polisi menangkap dan menginterogasi empat anak sekolah berusia 10 tahun dari sekolah Louis Pasteur di Albertville di Prancis timur. 

Anak-anak itu ditangkap karena mendukung pemenggalan kepala guru sejarah Samuel Paty oleh seorang Islamis Chechnya dekat Paris. 

Baca Juga

Ketiga anak laki-laki dan perempuan itu mengeluarkan ancaman kematian kepada seorang guru di sekolah mereka, dan dalam ancaman tersebut, mereka memuji pembunuhan Paty. Mereka berasal dari keluarga Muslim yang diduga tidak teradikalisasi.  

Kementerian Dalam Negeri Prancis membela intervensi polisi dan menyatakan bahwa tindakan polisi tersebut akan terus berlanjut. Menurut portal berita France Bleu, para siswa membuat komentar mengejutkan setelah mengamati satu menit keheningan di semua sekolah Prancis pada Senin untuk menghormati guru Paty yang dibunuh secara brutal. Setelah itu dilakukan pertemuan pendidikan para siswa sekolah tentang kebebasan berekspresi. 

Anak-anak tersebut dilaporkan menyetujui pembunuhan guru Paty yang telah mengejutkan Prancis, Selain itu, ancaman kematian dikirim ke salah satu guru sekolah. 

Jaksa Pierre-Yves Michau mengatakan anak muda Muslim diduga membuat pernyataan yang mengejutkan seperti ini, "Teroris melakukannya dengan baik. Kamu juga akan mati." 

Guru sekolah juga menerima selembar kertas dengan teks seperti ini, "T kematian." 

Hubungan antara memuji pembunuhan Paty oleh anak-anak Muslim berusia 10 tahun dan ancaman kematian yang dikirim ke guru mereka sebenarnya belum terbukti.   

Gadis itu dibebaskan setelah diinterogasi polisi, tetapi anak laki-laki tersebut mengakui pernyataan tersebut. Menurut jaksa penuntut, anak itu meminta maaf. Pihak berwenang menuntut kursus wajib bagi anak-anak sekolah untuk menjelaskan kebebasan dan demokrasi di Prancis. Sementara, proses pidana belum diputuskan. 

Peristiwa serupa terjadi di dekat sekolah menengah Jean Jacques Gallay di Scionzier, Savoie. Di sana ada seorang anak laki-laki berusia 12 tahun dan seorang gadis berusia 13 tahun mengancam akan membunuh seorang guru. Pihak berwenang telah memutuskan bahwa mereka sekarang harus mengambil kursus kewarganegaraan. 

Kementerian Dalam Negeri Prancis menanggapi reaksi atas penangkapan anak-anak sekolah dan mengomentari kasus tersebut. Mereka menyatakan bahwa polisi tidak menggunakan kekuatan yang berlebihan dengan menahan anak-anak berusia 10 tahun.

"Polisi bertindak dalam kerangka hukum," kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri Prancis dalam sebuah video yang diposting di Twitter. Ia mengatakan bahwa polisi melakukannya atas kecurigaan warga atau pelajar.

Penghormatan kepada guru yang terbunuh diawasi secara ketat oleh Kementerian Pendidikan. Meski demikian, provokasi telah terjadi di seluruh Prancis. Dilansir dari laman Rmx News, Selasa (10/11).

"Ada sekitar 400 pelanggaran di waktu hening (untuk mengenang guru yang dibunuh)," kata Menteri Pendidikan Jean-Michel Blanquer. Menurut dia gangguan yang terjadi kadang kecil dan kadang serius.

Dalam beberapa kasus, orang telah menyuarakan bahwa terorisme dibenarkan. Beberapa lingkungan keluarga dapat menjadi racun dan berbahaya terkait kemungkinan radikalisasi.

Sumber: https://rmx.news/article/article/10-year-old-muslim-children-arrested-in-france-for-supporting-the-beheading-of-samuel-paty

sumber : Republika.co.id
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement