Rabu 11 Nov 2020 11:20 WIB

Peletakan Batu Pertama Pesantren Daarul Qur’an Ayyastiyah

Pesantren ini nantinya akan berdiri di atas lahan seluas 5 hektar

Peletakan batu pertama menandai dimulainya pembangunan pesantren tahfizh Daarul Qur’an Ayyastiyah yang akan berdiri di Kotamabagu, Sulawesi Utara, Senin (9/11).
Foto: Dok PPPA Daarul Quran
Peletakan batu pertama menandai dimulainya pembangunan pesantren tahfizh Daarul Qur’an Ayyastiyah yang akan berdiri di Kotamabagu, Sulawesi Utara, Senin (9/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peletakan batu pertama menandai dimulainya pembangunan pesantren tahfizh Daarul Qur’an Ayyastiyah yang akan berdiri di Kotamabagu, Sulawesi Utara, Senin (9/11). Peletakan batu pertama ini dipimpin oleh KH Yusuf Mansur yang didampingi langsung oleh Bupati Bolaang Mongondow, Dra. Hj. Yasti Soepredjo Mokoagow serta Walikota Kotamabagu Ir. Hj. Tatong Bara  serat Jajaran pimpinan Daarul Qur’an: Ustaz Ahmad Jamil; Ustaz Tarmizi Ashidiq; Ustaz Anwar Sani. 

Pesantren ini nantinya akan berdiri di atas lahan seluas 5 hektar yang berada di Desa Bungko Kecamatan Kotamabagu. Lahan ini merupakan wakaf dari Bupati Bolaang Mongondow Yasti Soepredjo Mokoagow. 

Baca Juga

Tarian Tuitan dan Kabela mengawali kegiatan sekaligus menyambut kedatangan rombongan. Tarian ini dahulu kerap digelar untuk menyambut kedatangan tamu penting atau raja.

Dalam sambutannya Tatong Bara mengucapkan terima kasihnya kepada Bupati Bolaang Mongondow yang telah mewakafkan tanahnya untuk pembangunan pesantren. 

“Atas nama pemerintah dan masyarakat Kotamabagu saya mengucapkan terima kasih kepada Bupati Bolaang Mongondow yang telah memberikan tanahnya untuk pembangunan pesantren” 

Tidak lupa Tatong juga mengucapkan terima kasih kepada Pjs Gubernur Sulut DR Agus Fatoni yang telah membuka jalan dan mempertemukan semua pihak hingga akhirnya pendirian pesantren terealisasi. 

“Pembangunan pesantren ini merupakan hadiah perayaan Maulid Nabi Muhammad saw, di mana saya ditelpon pak gubernur untuk bisa mempersiapkan maulid dan ternyata bersama rombongan ada ustad Yusuf Mansu. Lalu kita berkomunikasi bersama Bu Yasti yang akhirnya memutuskan mewakfkan tanahnya untuk pembangunan pesantren ini” kisah Tatong. 

“Insya Allah kehadiran pesantren Daarul Quran Ayyastiyah, akan menambah iman dan taqwa kita semua. Terutama anak anak keturunan kita. Saya ucapkan terima kasih dan apresiasi saya dan keluarga, kepada Ustadz Yusuf Mansur yang telah tulus ikhlas menyambut niat kami membangun pesantren di BMR ini. Doa kami semua, semoga Allah SWT memberikan keberkahan kepada Ustadz, keluarga dan rombongan,” ucap Yasti.

Yasti menambahkan pesantren ini merupakan pesantren tahfizh yang ke 41 di Indonesia, “Ini adalah yang ke 41, semoga atas izin Allah saya berharap dan selalu memanjatkan doa kepada Allah SWT, dalam waktu tidak lama lagi Allah SWT memberikan rejeki kepada kita semua. Mohon doanya, agar supaya pembangunan pesantren ini bisa selesai tepat waktu dan manfaatnya kepada anak dan keturunan kita,” ungkapnya. 

Terima kasih kepada Pjs Gubernur Pak Fatoni, Bu Bupati Hj Yasti, Walikota Bu Tatong,” buka Kyai Yusuf dalam sambutannya. Perjuangan pendirian Pesantren Daqu Ayyastiyah Kotamabagu ibarat perjuangan kaum muslimin dalam Perang Khandaq. Hal tersebut diceritakan Kyai Yusuf sebagai motivasi untuk semua pihak yang terlibat.

“Kalau kita ini kecil maka omongan, pikiran dan perasaan kita jangan kecil juga. Belajar dari Rasul SAW di peristiwa Khandaq. Rasul bilang kepada Salman Alfarisi ketika memecahkan batu untuk membangun parit. Kelak Persia akan jatuh di tangan kita,” kisahnya.

Setelah peletakan batu pertama ini akan diseleksi langsung sebanyak 100 santri yang akan menjadi santri pertama. Yusuf Mansur menjelaskan, nantinya para Santri di Pesantren itu, akan dikader hingga mendapat beasiswa ke jenjang S1.

“Beasiswa S1-nya akan dikirim ke Mesir, Tunisia, Sudan, Britania, Australia. Insya Allah,” tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement