Kamis 12 Nov 2020 05:10 WIB

Buntut Serangan, Eropa akan Perketat Perbatasan

Sangat penting bagi Eropa untuk mereformasi daerah perbatasan

Rep: Rizky suryarandika/ Red: Esthi Maharani
Presiden Prancis Emmanuel Macron
Foto: AP/Thibault Camus
Presiden Prancis Emmanuel Macron

IHRAM.CO.ID, PARIS -- Serangan yang terjadi di sejumlah negara di Eropa berbuntut pada pertemuan sejumlah pemimpin di benua tersebut untuk mencari strategi pencegahan terorisme dan ekstrimisme. Presiden Prancis Emmanuel Macron meminta negara-negara di Eropa segera tanggap terkait serangan tersebut.

Menurutnya, Eropa perlu fokus pada pengembangan data umum, pertukaran informasi atau penguatan kebijakan kriminal. Hal itu disampaikan Macron setelah mengadakan konferensi virtual dengan para pemimpin Uni Eropa.

KTT daring itu terjadi seminggu setelah seorang pendukung Daesh membunuh empat orang dalam baku tembak di Wina, Austria menyusul serangan bulan lalu terhadap sebuah gereja di kota Nice Prancis dan pemenggalan seorang guru di sebuah gedung pertemuan pinggiran kota Paris dua minggu sebelumnya.

Macron menyerukan KTT untuk meminta tanggapan Uni Eropa terhadap serangan ekstremis Islam. Hadir dalam acara tersebut Kanselir Austria Sebastian Kurz, Kanselir Jerman Angela Merkel, Perdana Menteri Belanda Mark Rutte, ketua Dewan Eropa Charles Michel dan ketua Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen.

"Para pemimpin Eropa membahas perlunya perjuangan melawan propaganda teroris dan ujaran kebencian di internet," kata Macron dilansir dari Arab News pada Rabu (11/11).

"Internet adalah ruang kebebasan, jaringan sosial kita juga, tetapi kebebasan ini hanya ada jika ada keamanan dan bukan perlindungan bagi mereka yang mencemooh nilai-nilai kita atau berusaha mengindoktrinasi dengan ideologi mematikan," ujar Macron.

Dalam tindakan lain untuk memerangi terorisme, Macron pekan lalu mengumumkan penggandaan jumlah penjaga perbatasan Prancis. Macron juga menyerukan revisi aturan untuk wilayah Schengen yang menjamin pergerakan bebas orang melintasi perbatasan.

Hal tersebut disambut positif oleh Kanselir Jerman, Angela Merkel yang menyoroti pengetatan perbatasan Eropa dalam kebijakan Schengen. Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan sangat penting bagi Eropa untuk mereformasi daerah perbatasan terbuka Schengen sehubungan dengan serangan teroris baru-baru ini.

"Saya ingin menyebutkan sistem keluar masuk di kawasan Schengen yang harus siap pada 2022. Sangatlah penting untuk mengetahui siapa yang masuk dan siapa yang meninggalkan wilayah Schengen," tegas Merkel.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement