Rabu 11 Nov 2020 16:16 WIB

Tak Hanya Merapi, DIY Persiapan Antisipai Cuaca Ekstrem

Gubernur DIY menggelar apel kesiapsiagaan menghadapi potensi benana.

Rep: Silvy Dian Setiawan / Red: Friska Yolandha
Aktivitas puncak Gunung Merapi mengeluarkan asap putih terlihat di Selo, Boyolali, Jawa Tengah, Rabu (11/11/2020). Berdasarkan data pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) periode (10/11/2020), tercatat kegempaan 54 guguran, 33 vulkanik dangkal, 63 hembusan dan 294 fase banyak.
Foto: Antara/Aloysius Jarot Nugroho
Aktivitas puncak Gunung Merapi mengeluarkan asap putih terlihat di Selo, Boyolali, Jawa Tengah, Rabu (11/11/2020). Berdasarkan data pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) periode (10/11/2020), tercatat kegempaan 54 guguran, 33 vulkanik dangkal, 63 hembusan dan 294 fase banyak.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- DIY tengah mempersiapkan diri untuk mengantisipasi bencana dan meminimalisasi dampak dari potensi bencana yang dapat terjadi. Tidak hanya potensi erupsi Gunung Merapi, DIY juga mempersiapkan diri terkait potensi bencana dari cuaca ekstrem akibat badai La Nina.

Dalam mengantisipasi potensi bencana ini, digelar apel siaga pasukan, Rabu (11/11). Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, pasukan disipakan untuk mengantisipasi dampak negatif dari potensi bencana yang dapat terjadi, khususnya di DIY.

"Melalui apel kesiapsiagaan ini diharapkan mampu mempersiapkan diri secara maksimal. Sumber daya yang dimiliki, baik personel maupun sarana dan prasarana harus berperan aktif dalam penanggulangan bencana alam di tengah pandemi Covid-19 ini," kata Sultan.

Sultan sendiri menyebut, DIY memang memiliki potensi bencana yang cukup tinggi. Sehingga, kewaspadaan dan tindakan antisipasi harus selalu diutamakan.

"Antara lain (potensi bencana DIY) erupsi Merapi, banjir bandang, tanah longsor, angin puting-beliung, ombak besar, gempa bumi dan potensi tsunami yang berakibat pada kerugian jiwa dan harta benda masyarakat," ujarnya.

Terkait potensi erupsi Merapi, evakuasi masyarakat di sekitar kawasan Merapi sudah dilakukan pada beberapa hari lalu. Hal ini mengingat status aktivitas Merapi yag meningkat menjadi level III atau siaga.

Bahkan, Pemerintah Kabupaten Sleman sudah menetapkan status tanggap darurat bencana Merapi. Untuk itu, Sultan pun mengimbau agar petugas yang bertugas di lokasi bencana maupun di tempat pengungsian agar tetap menjalankan protokol kesehatan dengan ketat dan disiplin.

"Petugas harus tanggap, siap dan cepat untuk memberikan pelayanan yang prima bagi masyarakat. Dalam menangani bencana, agar selalu mengikuti pedoman dalam pelaksanaan tugas," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement