Kamis 12 Nov 2020 09:34 WIB

Detik Menegangkan Saat 4 Murid Muslim Ditahan Polisi Prancis

Polisi Prancis menahan empat murid Muslim atas tuduhan dukung terorisme.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Nashih Nashrullah
Polisi Prancis menahan 4 murid Muslim atas tuduhan dukung terorisme. Ilustrasi polisi Prancis
Foto: AP / Christophe Ena
Polisi Prancis menahan 4 murid Muslim atas tuduhan dukung terorisme. Ilustrasi polisi Prancis

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS – Empat anak sekolah dasar diteror dan diinterogasi selama lebih dari 11 jam penahanan oleh polisi Prancis atas tuduhan palsu membenarkan terorisme. Hal ini disampaikan orang tua anak-anak tersebut.  

Dalam sebuah wawancara dengan Anadolu Agency, orang tua dari empat anak yang tinggal di Albertville, tenggara Prancis, mengecam penggunaan kekuatan polisi yang berlebihan pada Kamis (5/11) lalu. Semua anak berusia 10 tahun, tiga keturunan Turki dan satu keturunan Aljazair.

Baca Juga

"Sebelum pukul 07.00 pagi, polisi mengetok (pintu) sedemikian rupa hingga hampir mendobraknya. Sepuluh polisi bermasker membawa senjata besar memasuki rumah," kata sang ayah, Yildirim, dilansir dari laman 5Pillarsuk pada Kamis (12/11). 

Polisi membangunkan putri Yildirim yang berusia 10 tahun dan memberi tahu bahwa mereka akan membawanya ke kantor polisi. "Mereka memotret dekorasi dinding, mencoba mencari petunjuk dengan menggeledah seisi rumah," kata dia. 

Kemudian saat di kantor polisi, mereka diberikan sejumlah pertanyaan. "Mereka banyak bertanya kepada kami tentang keyakinan agama kami, apakah kami menunaikan shalat, dan lainnya. Mereka menanyai kami berdua, saya dan istri saya, selama dua jam," ucapnya  

"Terlepas dari pertanyaan tentang agama kami, mereka menanyakan pendapat kami tentang hubungan tegang antara (Presiden Prancis Emmanuel) Macron dan (Presiden Turki Recep Tayyip) Erdogan," kata sang ayah. Dia menyebut pertanyaan itu tidak sopan dan provokatif. 

"Seperti yang mereka lakukan di pagi hari, mereka jelas ingin meneror kami dengan keributan dan kekerasan yang berlebihan. Saya tidak mengerti, 10 petugas polisi  bersenjata lengkap, mencoba, tampaknya, mendobrak pintu kami, datang dan menjemput putri saya yang berusia 10 tahun, yang masih tertidur," lanjut dia.

Menurut sang ayah, penahanan kemungkinan berkaitan dengan diskusi kelas tentang kartun Nabi Muhammad, dan pembunuhan bulan lalu terhadap seorang guru yang mempertunjukkan kartun tersebut di kelas. 

Putrinya kemungkinan mengatakan sesuatu tentang pembunuhan itu. Namun menurut sang ayah, dia baru berusia 10 tahun dan dia tidak mengetahui apa-apa tentang hal itu. 

"Ini bukanlah hal-hal yang kami bicarakan di rumah. Semua orang tahu keluarga kami setelah 20 tahun tinggal di sini. Sekolah sangat mengenal kami, kami memiliki beberapa anak yang bersekolah di sekolah yang sama. Jika ada kekhawatiran tentang radikalisasi dengan kami, semua orang akan tahu," ucapnya.  

Gadis berusia 10 tahun yang ditahan polisi selama 11 jam, menyebutkan pernyataan kepada Anadolu Agency ketika gurunya menanyakan pendapatnya tentang pembunuhan guru tersebut. 

"Saya mengatakan kepadanya bahwa saya menyesal dia meninggal tetapi tidak akan terjadi apa-apa jika dia tidak melakukannya, menunjukkan kartunnya," kata dia. "Guru saya baru saja menanggapi. 'Oke, saya mengerti,' dan hanya itu," ucapnya. 

Saat ditahan lama oleh polisi, anak perempuan tersebut mengaku ketakutan. Dia mengatakan pengalaman itu membuatnya begitu terguncang.  

"Saya sangat takut. Ini pertama kalinya hal seperti ini terjadi pada saya. Polisi bertanya apakah saya pergi ke masjid, dan saya memberi tahu mereka bahwa saya pergi ke sana pada hari Sabtu dan Ahad," kata dia.  

Sementara itu, Polisi Albertville menyatakan, mereka tidak dapat memberikan informasi tentang penahanan keempat anak tersebut. 

 

Sumber: https://5pillarsuk.com/2020/11/11/french-muslim-school-kids-terrorised-by-police-after-discussion-over-teacher-beheading/

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement