Kamis 12 Nov 2020 15:58 WIB

UNS Buat Inovasi Sistem Pengairan Bebas Sampah

Tim UNS menggunakan agent mikrobia untuk mendegradasi plastik.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Dwi Murdaningsih
Sampah plastik. Ilustrasi
Foto: Huffpost
Sampah plastik. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Mahasiswa dari Fakultas Pertanian (FP) Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo yang tergabung dalam Tim Semar Clean Up membuat inovasi sistem pengairan bebas sampah. Tim memanfaatkan agent mikrobia sebagai pendegradasi plastik.

Inovasi yang dikemas dalam video tersebut berhasil meraih juara 1 dalam ajang Creative Video Competition pada rangkaian acara Greeneration 2020. Tim terdiri dari Alifiati Saifira Salma dari Prodi Agroteknologi, Rr Ilma Kusuma Wardani dari Prodi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian dan Pandu Pramana Atmaja dari Prodi Ilmu Teknologi Pangan.

Baca Juga

Tim tersebut sukses mengikuti kompetisi di bawah bimbingan Bara Yudhistira selaku Dosen Prodi S1 Ilmu dan Teknologi Pangan FP UNS. Kompetisi tingkat Nasional ini diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Lingkungan UPN Veteran Yogyakarta pada 5 November 2020 dan diikuti dari kalangan SMA hingga mahasiswa dari seluruh Indonesia.

Salah satu anggota tim, Rr Ilma Kusuma Wardani mengatakan, video berdurasi tujuh menit tersebut mengangkat tema utama Sustainable Development Goals (SDG's). "Tim Semar Clean Up mengkonsep sistem pengairan bebas sampah melalui pemanfaatan agent mikrobia sebagai pendegradasi plastik dalam mewujudkan poin SDG'S yang keenam yakni ketersediaan dan manajemen air bersih yang berkelanjutan dan sanitasi bagi semua," ucap Ilma seperti tertulis dalam siaran pers, Rabu (11/11).

Ilma dan tim berharap, inovasi yang telah digagas tersebut dapat memberikan inspirasi bagi masyarakat lokal untuk terus mengembangkan sistem pengairan bebas sampah.

Dosen pembimbing, Bara Yudhistira, menambahkan, gagasan dalam video tersebut berasal dari fenomena saat ini dimana polusi sampah yang semakin bertambah setiap harinya. Video sengaja difokuskan pada sampah plastik karena plastik termasuk jenis sampah yang sulit didegradasi secara alami.

Dengan metode menggunakan mikrobia juga diharapkan sistem ini dapat dijalankan secara berkelanjutan, karena menggunakan mahluk hidup yang dapat dibiakan atau diperbaharui setiap saat. Dengan aplikasi penggunaan mikrobia juga diharapkan lebih ramah lingkungan karena tidak menggunakan bahan kimia sintesis yang justru akan berpotensi mengganggu ekosistem pada badan air atau sungai.

Bara menambahkan, tujuan utama metode ini memang untuk penyediaan air bersih dan sanitasi sesuai SDG's. Tetapi sebenarnya banyak dampak lainnya yang bermanfaat bagi masyarakat. Salah satunya, dengan adanya degradasi sampah akan mengurangi volume sampah pada sungai yang dapat menyebabkan penyumbatan.

"Harapan kami, mudah-mudahan konsep ini tidak hanya diaplikasikan pada sampah plastik di badan air, melainkan juga pada sampah plastik permukaan, seperti pada Tempat Pembuangan Akhir (TPA)," ucap Bara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement