Ahad 15 Nov 2020 04:09 WIB

5 Alasan Pengusaha Optimistis Prospek Bisnis di Indonesia

Stabilitas ekonomi makro nasional dinilai tetap terjaga dengan baik.

Perjuangan menghadapi resesi ekonomi dan PHK (ilustrasi)
Foto: republika
Perjuangan menghadapi resesi ekonomi dan PHK (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Shinta Kamdani menyampaikan masih terdapat titik terang untuk menjalankan bisnis di tengah resesi ekonomi yang melanda Tanah Air. Menurut dia, alasan pertama adalah stabilitas ekonomi makro nasional tetap terjaga.

"Ini penting untuk memastikan kondisi ekonomi nasional tidak menjadi lebih buruk daripada saat ini dan pelaku usaha juga lebih bisa memproyeksikan risiko-risiko usaha yang lebih positif di tengah pandemi. Selain itu, tanpa stabilitas ekonomi makro, investasi dan penciptaan lapangan kerja akan sangat sulit dilakukan,” kata Shinta, Jumat (13/11).

Baca Juga

Kedua, faktor keterbiasaan terhadap pandemi dan berkurangnya tekanan kebijakan pemerintah terkait pandemi atas kegiatan operasional perusahaan. Saat ini semakin banyak daerah yang menurunkan pengetatan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Lebih banyak daerah yang menjadi zona orange sehingga mobilitas masyarakat bisa lebih tinggi untuk mendukung kinerja ekonomi yang lebih baik.

“Ini menciptakan ruang gerak yang lebih baik bagi perusahaan untuk meningkatkan kinerja dibanding kuartal-kuartal sebelumnya,” ucap Shinta.

Ketiga, upaya-upaya reformasi kebijakan ekonomi dan birokrasi nasional yang pro-investasi dan penciptaan lapangan kerja yang relatif konsisten. Shinta memandang, apabila hal itu dilakukan terus menerus secara konsisten sepanjang pandemi maka investasi dan penciptaan lapangan kerja tetap bisa dilakukan dan dipacu di Indonesia.

“Ini penting untuk mendongkrak daya beli dan kepercayaan diri konsumsi masyarakat, khususnya masyarakat kelas menengah dan menengah bawah yanf saat ini sangat menahan diri untuk meningkatkan konsumsi,” ungkap Shinta.

Keempat, faktor akhir tahun dan tekanan untuk merealisasikan APBN, khususnya anggaran stimulus. Pemerintah diharapkan bisa meningkatkan distribusi stimulus kepada masyarakat dan perusahaan-perusahaan yang membutuhkan menjelang akhir tahun.

Kelima, normalisasi ekonomi yang lancar di negara-negara Asia penting yakni China, Korea, Jepang, dan Amerika Serikat sebagai mitra dagang utama. Hal tersebut dinilai sangat positif mendukung peningkatan kinerja ekspor nasional dalam jangka pendek untuj keluar dari resesi.

Terakhir, semakin dekatnya penemuan dan distribusi vaksin yang aman bagi masyarakat,

“Apabila vaksin yang aman dan terbukti secara scientific bisa mengatasi risiko COVID-19 bisa ditemukan dan didistribusikan di semester pertama tahun depan, proyeksi kegiatan ekonomi nasional dan global akan lebih positif untuk membantu mengeluarkan Indonesia dari resesi,” pungkas Shinta.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement