Senin 16 Nov 2020 13:00 WIB

Sinergi Tingkatkan Inklusi dan Literasi Pasar Modal Syariah

SIW diharap bisa menambah minat untuk masuk pasar modal, khususnya milenial.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Friska Yolandha
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berkomitmen untuk terus memajukan pasar modal syariah Indonesia dengan berbagai program dan sinergi.
Foto: Prayogi/Republika
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berkomitmen untuk terus memajukan pasar modal syariah Indonesia dengan berbagai program dan sinergi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berkomitmen untuk terus memajukan pasar modal syariah Indonesia dengan berbagai program dan sinergi. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Hoesen mengatakan OJK melakukan sinergi dan koordinasi dengan berbagai pihak dalam rangka meningkatkan literasi dan inklusi pasar modal syariah Indonesia.

"Ini merupakan salah satu tujuan dari Roadmap Pasar Modal Syariah 2020-2024 yakni meningkatkan literasi dan inklusi pasar modal syariah Indonesia yang saat ini dirasa masih kurang," katanya dalam pembukaan Sharia Investment Week (SIW) 2020, Senin (16/11).

SIW diharap bisa menambah minat untuk masuk pasar modal, khususnya bagi generasi milenial. SIW 2020 dilakukan secara virtual, selain karena di tengah kondisi Covid-19, juga agar memberi kemudahan akses bagi investor dan calon investor, dan mengurangi kesenjangan investor pulau Jawa dan di luar pulau Jawa.

SIW diharap bisa berkontribusi signifikan pada tingkat literasi dan inklusi masyarakat tahun ini. Hoesen mengatakan, tahun 2020 merupakan tahun yang penuh tantangan bagi ekonomi global, termasuk Indonesia. Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan perekonomian Indonesia pada kuartal III terkontraksi 3,49 persen.

Ini berarti Indonesia resmi masuk pada masa resesi. Di sektor pasar modal, kuartal I mengalami penurunan tajam dan terendah. IHSG mencatat titik terendahnya pada bulan Maret di level 3.937,63. IHSG per hari ini telah berada di level 5.474,66.

"Saat ini perkembangannya sudah kembali bergerak positif," kata Hoesen.

Per 6 November 2020, penghimpunan dana melalui pasar modal telah mencapai Rp 97,74 triliun yang terdiri dari 144 penawaran umum. Sebanyak 44 diantaranya berasal dari emiten baru. Hoesen juga mengatakan pertumbuhan investor cukup menggembirakan dan terus meningkat.

Per September 2020, jumlah investor telah mencapai 3,13 juta SID, atau tumbuh 26,27 persen (ytd). Diperkirakan hingga akhir 2020, jumlah penawaran umum dan investor akan terus meningkat. Di sisi pasar modal syariah juga mencatatkan pertumbuhan yang menjanjikan.

"Pasar modal syariah semakin berkembang dengan baik," katanya.

Per 27 Oktober 2020, total nilai kapitalisasi saham syariah telah mencapai Rp 3.061,6 triliun atau 51,54 persen dari seluruh kapitalisasi pasar modal Indonesia yang sebesar Rp 5.956,7 triliun. Outstanding efek syariah diantaranya terdiri dari 467 saham syariah, 163 sukuk korporasi, 284 reksadana syariah, dan 65 sukuk negara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement