REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Status Kabupaten Tasikmalaya menjadi zona merah penyebaran Covid-19 di Jawa Barat (Jabar). Padahal, kasus terkonfirmasi Covid-19 secara akumulatif di Kabupaten Tasikmalaya masih berjumlah 332 kasus atau tak sebesar daerah lain di sekitarnya.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan dan Pengendalian Penduduk Kabupaten Tasikmalaya, Atang Sumardi mengatakan, berubahnya status penyebaran Covid-19 di Kabupaten Tasikmalaya bukan sekadar disebabkan meningkatnya kasus terkonfirmasi di daerah itu. Menurut dia, terdapat pertimbangan lain yang digunakan untuk menentukan status zona merah.
"Misalnya, banyak warga kabupaten yang terkonfirmasi tapi posisinya berada di daerah lain," kata dia saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (19/11).
Ia mengatakan, data warga Kabupaten Tasikmalaya yang terkonfirmasi di luar daerah itu masuk secara langsung ke data di pusat. Namun, data itu tak masuk ke kondisi di Kabupaten Tasikmalaya.
Sebab, hingga Kamis siang, berdasarkan data yang tampil dalam laman resmi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kabupaten Tasikmalaya, total kasus terkonfirmasi positif berjumlah 332 orang. Sebanyak 47 orang masih menjalani perawatan, 280 orang sembuh, dan lima orang meninggal dunia.
Berdasarkan catatan Republika.co.id, jika dibandingkan dengan akumulasi kasus terkonfirmasi di daerah tetangga, kasus di Kabupaten Tasikmalaya masih cenderung sedikit. Di Kota Tasikmalaya misalnya, total kasus terkonfirmasi telah mencapai 524 orang. Sementara di Kabupaten Garut, pasien terkonfirmasi positif Covid-19 telah mencapai lebih dari 1.000 kasus. Namun, Kota Tasikmalaya masih berstatus zona oranye dan Kabupaten Garut masih berstatus zona kuning.
Atang mengklaim, meski berstatus zona merah, kasus terkonfirmasi Covid-19 di Kabupaten Tasikmalaya masih cenderung terkendali. Namun, ia mengimbau masyarakat tetap menjaga protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran Covid-19 yang lebih luas.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
