Sabtu 21 Nov 2020 10:06 WIB

G20 akan Bahas Pemulihan Ekonomi Pascapandemi

Uni Eropa desak G20 bantu negara berpendapatan rendah untuk membeli vaksin.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Pemimpin dua puluh perekonomian terbesar di dunia (G20) akan membahas bagaimana menghadapi pandemi Covid-19 yang menyebabkan resesi global. Serta apa yang harus dilakukan dalam proses pemulihan ketika virus korona sudah berhasil dikendalikan.
Foto: EPA-EFE/OLIVIER HOSLET
Pemimpin dua puluh perekonomian terbesar di dunia (G20) akan membahas bagaimana menghadapi pandemi Covid-19 yang menyebabkan resesi global. Serta apa yang harus dilakukan dalam proses pemulihan ketika virus korona sudah berhasil dikendalikan.

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Pemimpin dua puluh perekonomian terbesar di dunia (G20) akan membahas bagaimana menghadapi pandemi Covid-19 yang menyebabkan resesi global. Serta apa yang harus dilakukan dalam proses pemulihan ketika virus korona sudah berhasil dikendalikan.

Salah satu agenda yang dibahas adalah membantu negara pendapatan rendah untuk membeli vaksin, obat-obatan dan alat tes virus corona. Uni Eropa mendesak G20 menggelontorkan dana investasi sebesar 4,5 miliar dolar AS untuk membantu negara-negara tersebut.

Baca Juga

"Tema utamanya meningkatkan kerja sama global untuk mengatasi pandemi," kata seorang pejabat senior G20 dalam mempersiapkan pertemuan selama dua hari itu, Sabtu (21/11).

Arab Saudi menjadi tuan rumah pertemuan G20 tahun ini tapi pandemi membuat pertemuan dilakukan secara virtual. Uni Eropa mengajukan perjanjian untuk mempersiapkan pandemi di masa depan.

"Perjanjian internasional akan membantu kami merespon lebih cepat dan lebih terkoordinasi," kata ketua Uni Eropa Charles Michel dalam pidato yang akan disampaikan pada Ahad (22/11) besok.

Perekonomian dunia yang terperosok cukup dalam pada awal tahun ini masih dalam proses pemulihan. Tetapi pemulihan di negara-negara yang kembali mengalami lonjakan kasus infeksi melambat. Dalam laporannya

International Monetary Fund mengatakan pemulihan tidak merata dan pandemi akan meninggalkan bekas luka yang mendalam. Terutama bagi negara-negara miskin dan negara berkembang yang banyak utang.

"(Negara-negara yang) berada di jurang kehancuran finansial, dan meningkatnya kemiskinan, kelaparan dan penderitaan tak terkatakan lainnya," kata Sektaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Jumat (20/11) lalu.  

Dalam pernyataan resminya G20 mengatakan untuk mengatasi hal itu mereka akan mengajukan rencana untuk memperpanjang moratorium pembayaran utang bagi negara-negara berkembang selama enam bulan hingga pertengahan 2021 dengan kemungkinan diperpanjang lagi. Negara anggota G20 dari Eropa tampaknya akan mendorong untuk memperpanjang lagi layanan tersebut.  

"Dibutuhkan lebih banyak keringanan utang," kata Michel.

Keringanan utang bagi Afrika akan menjadi tema utama presidensi Italia di G20 pada 2021. Pada G20 ini tampaknya negara-negara Eropa juga mendorong reformasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang sempat terhenti.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement