Ahad 22 Nov 2020 21:23 WIB

32 Persen Milenial Punya Investasi Baru di Era Pandemi

Covid-19 juga berdampak pada alokasi menabung dan berinvestasi milenial.

Rep: Lida Puspaningtyas/ Red: Muhammad Fakhruddin
32 Persen Milenial Punya Investasi Baru di Era Pandemi (ilustrasi)
Foto: kementan
32 Persen Milenial Punya Investasi Baru di Era Pandemi (ilustrasi)

IHRAM.CO.ID,JAKARTA -- Platform jual beli emas dan investasi, Pluang by PT PG Berjangka melakukan riset terhadap perilaku investasi milenial di masa pandemi. Hasilnya, sebagian milenial mengaku baru memiliki instrumen investasi di tengah pandemi, salah satunya emas.

VP Business Development Pluang, Humprey mengatakan dari riset tersebut juga didapati bahwa alokasi milenial untuk berinvestasi setelah pandemi lebih kecil apabila dibandingkan dengan alokasi sebelumnya. Pengurangan alokasi ini berarti milenial mencari alternatif instrumen investasi yang terjangkau dengan tetap memberikan return yang menjanjikan. "Sebanyak 32 persen generasi milenial dilaporkan mencoba investasi baru yaitu emas," katanya, beberapa waktu lalu.

Ini merupakan persentase tertinggi dibandingkan dengan investasi lain yang banyak dikenal seperti reksa dana, saham, dan deposito yang masing-masing 16 persen, 15 persen, dan delapan persen. Selain keterjangkauan harga, faktor ketidakpastian ekonomi dan juga harga emas menjadi faktor pengaruh.

Harga emas sempat melambung di sekitar April-Juli 2020 dan diduga menjadi dorongan utama secara spesifik instrumen emas menjadi pilihan responden. Covid-19 juga berdampak pada alokasi menabung dan berinvestasi milenial.

Alokasi untuk menabung mengalami sedikit peningkatan, sementara alokasi untuk berinvestasi menurun. Mayoritas responden menabung sebesar 5-10 persen setelah pandemi. Menabung, terutama untuk tujuan tabungan keluarga, dana emergensi, dan dana pensiun, merupakan tiga teratas target finansial responden survei.

Kebutuhan untuk dana likuid untuk digunakan dalam waktu singkat terlihat lebih signifikan dibandingkan dengan kebutuhan untuk memiliki dana dalam jangka waktu lebih panjang. Dalam mencapai target finansialnya, mayoritas responden masih memilih untuk menabung uang tunai dibandingkan dengan berinvestasi. "Sekitar 41 persen milenial lebih suka menabung," katanya.

Mayoritas responden mengalokasikan hingga 40 persen dari pendapatan bulanan mereka untuk menabung dan berinvestasi. Mayoritas responden memilih risiko berinvestasi sebagai faktor yang patut dipertimbangkan sebelum memilih instrumen investasi.

Mayoritas responden, sekitar 80 persen dari total, memilih emas sebagai instrumen investasi yang direkomendasikan. Sebanyak 46 persen merekomendasikan reksadana, 41 persen saham, 26 persen properti, 24 persen deposito, 13 persen obligasi, 13 persen P2P lending, dan 12 persen forex trading.

Riset ini melibatkan lebih dari 5.500 responden di kota-kota besar Indonesia dan dilakukan dengan survey online pada bulan Juli - Agustus 2020.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement