Ahad 22 Nov 2020 21:30 WIB

Mulai Besok, Guru SD-SMP di Surabaya Kembali ke Sekolah

Guru SD dan SMP negeri maupun swasta di Surabaya diinstruksikan mulai masuk.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Reiny Dwinanda
Sejumlah guru berdoa usai melaksanakan shalat ghaib saat penutupan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SD Muhammadiyah 11, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (15/7/2020). Penutupan MPLS di sekolah tersebut diisi dengan pelaksanaan shalat ghaib untuk mendoakan salah satu wali murid yang meninggal akibat Covid-19. Mulai Senin (23/11), guru SD-SMP di Surabaya kembali berkantor di sekolah.
Foto: ANTARA/MOCH ASIM
Sejumlah guru berdoa usai melaksanakan shalat ghaib saat penutupan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di SD Muhammadiyah 11, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (15/7/2020). Penutupan MPLS di sekolah tersebut diisi dengan pelaksanaan shalat ghaib untuk mendoakan salah satu wali murid yang meninggal akibat Covid-19. Mulai Senin (23/11), guru SD-SMP di Surabaya kembali berkantor di sekolah.

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya menginstruksikan tenaga pendidik maupun non pendidik pada jenjang Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) masuk sekolah mulai Senin (23/11). Kepala Bagian Hubungan Masyarakat, Pemkot Surabaya, Febriadhitya Prajatara, mengatakan bahwa kebijakan ini dilakukan dalam rangka persiapan pelaksanaan sekolah tatap muka.

Hal tersebut dilakukan sesuai dengan surat edaran Wali Kota Surabaya nomor: 800/10371/436.7.1/2020 tentang Pengaturan Kerja di Kantor. Terlebih, sebelumnya juga ada keputusan SKB (Surat Keputusan Bersama) menteri yang menyatakan bahwa kewenangan terhadap pelaksanaan sekolah tatap muka itu dikembalikan kepada daerah masing-masing.

Baca Juga

"Sebagai langkah awal, yaitu dengan memasukkan seluruh guru baik negeri maupun swasta SD dan SMP untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran di sekolah," kata Febri di Surabaya, Ahad (22/11).

Febri menjelaskan, sebelumnya tenaga pendidik melakukan kegiatan belajar mengajar secara daring dari rumah. Menurut Febri, mulai masuknya guru SD dan SMP ini menjadi langkah awal persiapan melakukan adaptasi kebiasaan baru (AKB).

"Terhadap para guru ketika nantinya setelah sekolah-sekolah yang akan diverifikasi maupun di assessment oleh tim Satgas Covid-19, juga Dinas Pendidikan, maupun Dinas Kesehatan, mana-mana yang bisa untuk pelaksanaan sekolah tatap muka maka akan segera dilaksanakan pelaksanaan sekolah tatap muka," ujarnya.

Meski begitu, menurut Febri, bagi para guru SD - SMP atau karyawan di sekolah yang memiliki komorbid atau penyakit penyerta, diimbau untuk tetap bekerja dari rumah. Bahkan, di dalam surat edaran yang dikeluarkan oleh Pemkot Surabaya terkait untuk guru masuk juga ada batasan-batasan.

"Tentunya para guru yang memiliki penyakit bawaan ataupun komorbid itu untuk sementara tetap melaksanakan WFH," katanya.

Sementara untuk pengawasan, Febri mengaku, Dinas Pendidikan sudah menyediakan laman aplikasi Sistem Informasi Aplikasi Guru Surabaya (SIAGUS). Di aplikasi tersebut, semua aktivitas baik absen maupun kegiatan belajar mengajar guru di Surabaya tercatat.

"Jadi terpantau semua, seandainya dia ada sakit apa, kemarin sudah di swab terus kemudian hasilnya negatif atau positif di situ juga mereka melakukan input. Jadi memang kesadaran dari guru ini yang sangat dipentingkan untuk bisa tercapainya sekolah tatap muka yang ada di Kota Surabaya," ujarnya.

Febri juga mengatakan, dalam surat edaran wali kota tersebut yang akan masuk ke sekolah mulai besok tidak hanya tenaga pendidik. Tapi, bagi pegawai non guru atau karyawan di sekolah yang tidak memiliki komorbid atau penyakit penyerta juga mulai masuk.

"Tentunya seperti itu. Jadi semua yang berkaitan terhadap kegiatan sekolah kecuali muridnya akan dilakukan adaptasi kebiasaan baru sebelum muridnya nanti yang akan dimasukkan di sekolah," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement