Ahad 22 Nov 2020 21:29 WIB

Tim Kampanye Trump Minta Perhitungan Ulang di Georgia

Tim kampanye Trump mengirimkan surat ke kantor sekretaris negara bagian.

Rep: Lintar Satria/AP/ Red: Muhammad Fakhruddin
Tim Kampanye Trump Minta Perhitungan Ulang di Georgia (ilustrasi).
Foto: EPA-EFE/JUSTIN LANE
Tim Kampanye Trump Minta Perhitungan Ulang di Georgia (ilustrasi).

IHRAM.CO.ID,GEORGIA -- Tim kampanye Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump meminta agar hasil pemilihan presiden di Georgia dihitung ulang. Permintaan ini diajukan satu hari setelah negara bagian itu memastikan kemenangan presiden terpilih Joe Biden di sana.

Tanpa menyajikan bukti tim kampanye Trump menuduh pemilihan presiden di Georgia dipenuhi dengan kecurangan. Hasil pemilihan menunjukkan Biden mengalahkan Trump dengan 12.670 suara dari sekitar 5 juta suara yang masuk atau sekitar 0,25 persen.

Undang-undang Georgia menyatakan penghitungan ulang dilakukan bila selisih suara kurang dari 0,5 persen. Gubernur Georgia yang berasal dari Partai Republik Brian Kemp mengesahkan 16 suara elektoral untuk Biden.

Tim kampanye Trump mengirimkan surat ke kantor sekretaris negara bagian. Meminta agar Georgia menghitung ulang hasil pemilihan presiden karena pemilu dicurangi.

"Hari ini tim kampanye Trump mengajukan petisi untuk penghitungan ulang di Georgia. Kami fokus untuk memastikan setiap aspek dalam undang-undang Negara Bagian Georgia dan Konstitusi AS diikuti dengan menghitung setiap suara sah," kata tim hukum Trump dalam pernyataan mereka, Ahad (22/11).

"Presiden Trump dan tim kampanye terus mendesak penghitungan jujur di Georgia, yang harus melibatkan pencocokan tanda tangan dan pelindung penting lainnya," tambah tim hukum Trump dalam pernyataan tersebut.

Saat mengesahkan hasil pemilihan presiden di Georgia Jumat (20/11) lalu, Kemp juga sempat mengungkapkan tentang tanda tangan yang dipermasalahkan tim kampanye Trump. Tapi Sabtu (21/11) Sekretaris Negara Bagian Brad Raffensperger menegaskan kebenaran hasil pemilihan tersebut.

Dalam tulisan opininya yang dipublikasikan Washington Post, Raffensperger menulis 'sistem pemilihan Georgia tidak pernah lebih aman dan dapat dipercaya dari sekarang'. Sebenarnya tanda tangan di surat suara dan amplop harus diperiksa saat petugas suara menerima surat suara.  

Sabtu sore Raffensperger meminta deputinya untuk memberitahu direktur pemungutan suara bersiap menggelar penghitungan ulang. Ia juga meminta dua partai politik diberitahu agar menyiapkan saksi di lokasi yang telah ditentukan.

"Hal ini akan diteliti dengan sangat detail jadi, tekanan pada county pentingnya transparansi dan keakuratan," kata Raffensperger dalam perintahnya ke anak buahnya.  

Penghitungan ulang dilakukan dengan scanner (pemindai) yang membaca dan menghitung suara. Petugas pemungutan suara di county telah melakukan penghitungan suara ulang semua suara yang masuk dalam pemilihan presiden.

Namun penghitungan ulang itu bagian dari audit wajib dan berdasarkan undang-undang tidak termasuk penghitungan suara ulang resmi. Undang-undang negara bagian mewajibkan ada satu pemilihan yang diaudit dengan penghitungan ulang menggunakan tangan untuk memastikan mesin menghitung suara dengan akurat.

Raffensperger memilih pemilihan presiden yang diaudit dengan penghitungan suara ulang menggunakan tangan.  Ia mengatakan karena selisih suaranya tipis penghitungan suara dengan tangan diperlukan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement