Selasa 24 Nov 2020 04:51 WIB

Netanyahu dan Pangeran MBS Lakukan Pertemuan Rahasia

Menlu Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo disebut turut hadir dalam pertemuan tersebut.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Agus Yulianto
Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman
Foto: AP/Amr Nabil
Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dilaporkan telah melakukan perjalanan ke Arab Saudi dan melangsungkan pertemuan rahasia dengan Putra Mahkota Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) pada Ahad. Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo disebut turut hadir dalam pertemuan tersebut.

Haaretz dan Walla News dalam laporan yang dipublikasikan pada Senin (23/11) mengatakan Netanyahu bertemu Pangeran MBS di Neom, sebuah kota di Laut Merah. Netanyahu didampingi kepala badan intelijen Isarel (Mossad) Yossi Cohen. Pertemuan berlangsung selama lima jam.

Pompeo, pada Senin, turut mengumumkan bahwa dia telah melakukan pertemuan dengan Pangeran MBS di Neom. Dia mengatakan, melakukan pembicaraan konstruktif. 

"Kemitraan keamanan dan ekonomi kami kuat dan kami akan terus memanfaatkannya untuk memajukan upaya untuk melawan pengaruh buruk Iran di Teluk, tujuan ekonomi di bawah rencana Visi 2030, dan reformasi hak asasi manusia," tulis Pompeo melalui akun Twitter pribadinya.

Belum ada konfirmasi atau keterangan resmi dari Saudi, Israel, dan AS tentang laporan pertemuan rahasia di Neom. Kelompok Hamas yang mengontrol Jalur Gaza meminta Saudi mengklarifikasi laporan tersebut.

"Informasi tentang kunjungan Netanyahu ke Arab Saudi serius, jika benar," ujar juru bicara Hamas Sami Abu Zuhri melalui akun Twitter pribadinya, dikutip laman Anadolu Agency.

"Kami meminta Arab Saudi untuk mengklarifikasi apa yang terjadi, karena ini merupakan penghinaan terhadap bangsa dan merusak hak-hak Palestina," kata Zuhri.

Israel, dengan bantuan AS, tengah berusaha membuat kesepakatan normalisasi diplomatik dengan negara-negara Arab. Sejauh ini, sudah ada tiga negara yang menjalin perjanjian damai dengan Israel, yakni Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, dan Sudan.

Dalam sebuah wawancara dengan Al Arabiya, Mike Pompeo sempat menyebut bahwa ancaman Iran dapat menjadi faktor yang mendorong lebih banyak negara Arab melakukan normalisasi diplomatik dengan Israel.

"Kenyataannya adalah bahwa sekarang negara-negara Teluk dan Israel menyadari bahwa mereka memiliki ancaman yang sama dari Iran," ucapnya.

Dia mengaku yakin akan ada negara Arab lain yang menjalin perjanjian damai dan melakukan normalisasi diplomatik dengan Israel. "Saya sangat yakin bahwa negara-negara lain akan bergabung dengan apa yang telah dilakukan UEA, Bahrain serta Sudan dan mengakui tempat yang tepat bagi Israel di antara negara-negara," kata Pompeo. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement