Selasa 24 Nov 2020 18:07 WIB

Sejarah Hari Ini: Kerangka Lucy Ditemukan

Pada 24 November 1974, tim ilmuwan internasional menemukan kerangka parsial hominid

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
Pada 24 November 1974, tim ilmuwan internasional menemukan kerangka parsial hominid berusia tiga juta tahun. Ilustrasi.
Foto: PA via BBC
Pada 24 November 1974, tim ilmuwan internasional menemukan kerangka parsial hominid berusia tiga juta tahun. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, ADDIS ABABA - Pada 24 November 1974, tim ilmuwan internasional yang bekerja di timur laut Ethiopia menemukan kerangka parsial dari hominid berusia tiga juta tahun. Penemuan ini diklaim sebagai penemuan manusia purba terlengkap yang pernah dibuat di Afrika.

Kerangka tersebut kemudian lebih dikenal dan dinamai Lucy. Nama Lucy disinyalir didapat dari lagu The Beatles.

Baca Juga

Dilansir laman Nature, kala itu di Amerika Serikat diwarnai single musik nomor satu termasuk Annie's Song oleh John Denver dan Bennie and the Jets oleh Elton John. Namun tim lapangan internasional paleoantropologi, ahli geologi, mahasiswa pascasarjana, dan pemburu fosil Ethiopia tidak mendengarkan hits terbaru AS itu di bawah tenda penelitian mereka.

Mereka mendengarkan lagu Beatles 1967, Lucy in the Sky with Diamonds. Jadi, itu adalah julukan Lucy, bukan Annie atau Bennie.

Lucy adalah koleksi dari fosil tulang satu-satunya yang membentuk kerangka hominid dari spesies afarensid Australopithecus. Dia tinggal di Ethiopia 3,2 juta tahun yang lalu.

Fragmen pertamanya ditemukan oleh Dr. Donald Johanson dan mahasiswa pascasarjana, Tom Gray, saat berjalan melintasi sedimen berusia 3,2 juta tahun di situs Hadar, Ethiopia. Pada 1974, Johanson berusia 31 tahun dengan gelar Ph.D. dan merupakan seorang profesor antropologi di Cleveland, Ohio.

Dia telah melakukan perjalanan ke Ethiopia sebelumnya pada 1972 untuk perjalanan pengintaian memeriksa formasi geologi dan endapan fosil di wilayah Afar di Ethiopia. Pada 1973, dia membuat penemuan hominin pertamanya di Hadar yakni sendi lutut.

Saat ekspedisi 1974 dimulai, Dr. Johanson optimistis tentang apa yang mungkin ditemukan oleh tim. Dia menjadi lebih berharap ketika rekan Ethiopia-nya, Alemayehu Asfaw, menemukan beberapa rahang hominin di dekat kamp Hadar.

Bisa dibilang, penemuan Lucy adalah "cerita tulang yang lucu". Fragmen pertama kerangka Lucy yang dilihat Johanson adalah daerah siku ulnanya (saat Anda menabrak saraf ulnaris di siku, saraf itu menekan humerus dan Anda merasakan sensasi "tulang lucu" yang menggelitik). 

Patahan ulna Lucy menonjol dari sedimen dan Johanson tahu dari bentuk dan ukurannya bahwa itu pasti milik primata dan sangat mungkin merupakan sisa-sisa fosil hominin. Johanson dan Grey dengan hati-hati memindai tanah dan sangat senang menemukan lebih banyak lagi fragmen tulang yang memfosil, termasuk bagian dari tengkorak, rahang bawah, tulang rusuk, panggul, paha, kaki, dan banyak lagi.

Lokasi fosil di Hadar tempat potongan kerangka Lucy ditemukan dikenal oleh para ilmuwan sebagai Lokalitas Afar 288 (A.L. 288). Johanson dan tim lapangan 1974 lainnya mengumpulkan setiap fragmen fosil yang dapat mereka temukan di A.L. 288.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement