Rabu 25 Nov 2020 16:24 WIB

Putin tidak akan Disuntik Vaksin Buatan Rusia, Mengapa?

Meski diklaim aman, Presiden tidak dapat menggunakan vaksin yang tidak bersertifikat.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Dwi Murdaningsih
Russian President Vladimir Putin speaks to BRICS leaders during a meeting via video conference at the Novo-Ogaryovo residence outside Moscow, Russia, Tuesday, Nov. 17, 2020. Russian president told BRICS leaders Tuesday that coronavirus vaccines developed in Russia
Foto: AP/Alexei Nikolsky/Pool Sputnik Kremlin
Russian President Vladimir Putin speaks to BRICS leaders during a meeting via video conference at the Novo-Ogaryovo residence outside Moscow, Russia, Tuesday, Nov. 17, 2020. Russian president told BRICS leaders Tuesday that coronavirus vaccines developed in Russia

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin sudah menyampaikan bahwa vaksin Covid-19 buatan Rusia Sputnik V aman dan efektif. Namun Putin belum mendapat injeksi vaksin tersebut.

"Kami belum memulai vaksinasi secara luas dan kepala negara tidak dapat mengambil bagian dalam vaksinasi sebagai sukarelawan. Itu tidak mungkin," kata juru bicara pemerintah Rusia Dmitry Peskov dilansir dari livemint pada Rabu (25/11).

Baca Juga

Rusia memiliki jumlah kasus Covid-19 kelima tertinggi di dunia dimana melewati 2 juta kasus pekan lalu. Putin mengumumkan pendaftaran vaksin Sputnik V Rusia pada Agustus. Lalu inokulasi kedua disetujui pada bulan Oktober ketika uji coba Tahap 3 untuk menetapkan keamanan dan kemanjuran masih berlangsung.

"Presiden tidak dapat menggunakan vaksin yang tidak bersertifikat," ujar Peskov.

Putin termasuk dalam kategori berisiko tinggi tertular Covid-19 karena usianya 68 tahun. Karena itu, kelompok pertama dari sukarelawan berusia 60 tahun ke atas memulai uji coba vaksin pada 28 Oktober.

Pengembang Sputnik V menyampaikan baru-baru ini bahwa pengujian awal vaksin menunjukkan 95 persen efektif dalam mencegah infeksi, meskipun belum menerbitkan hasil akhir dalam jurnal peer-review. Rusia telah mulai memvaksinasi pekerja medis, guru, dan pejabat. Pada akhir tahun, produsen menargetkan untuk membuat sekitar 2,9 juta dosis.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement