Sabtu 28 Nov 2020 05:15 WIB

Tuhan Perlu Dibela? Ini Pelajaran dari Abdul Muthalib

Ka’bah adalah rumah Tuhan, maka Tuhan sendiri yang akan mempertahankannya nanti.

Rep: Muhyiddin/ Red: Esthi Maharani
Ka
Foto: wikipedia
Ka

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Seorang mualaf bernama bernama Martins Lings atau juga dikenal dengan nama Abu Bakar Sirajuddin menulis biografi Nabi Muhammad Saw dalam bahasa Inggris, “Muhammad: His Life Based on the Earliest Sources”. Ia pun mendapat apresiasi dalam Konferensi Sirah Nasional di Islamabad pada 1983 dan mendapat Bintang Kehormatan dari Masir pada 1990.

Dalam buku biografi tersebut ada sebuah kisah menarik yang ditulis Lings, tentang pasukan Abrahah yang hendak menaklukkan Makkah dan menghancurkan Ka’bah. Dalam buku berjudul “Tuhan Ada di Hatimu”, Husein Ja’far Al-Hadar mengatakan, dari kisah tersebut kita mendapatkan pelajaran apakah Tuhan perlu di bela atau tidak.

Lings mengisahkan, pada saat itu orang-orang Quraisy yang menganggap Ka’bah sebagai tempat bersemayamnya berhala mereka, berkumpul memikirkan cara untuk menghentikan upaya Abrahah tersebut.

Akhirnya, mereka bersepakat mengutus kakek Nabi yang paling tersohor dan berwibawa, Abdul Muthalib untuk menemui Abrahah. Sementara, saat itu Nabi Muhammad sedang berada dalam kandungan Siti Aminah di Makkah.

Namun, ketika Abdul Muthalib menemui Abrahah, justru ia meminta Abrahah untuk mengembalikan 200 untanya yang telah dirampas oleh pasukan Abrahah. Abrahah pun mengabulkan permintaan Abdul Muthalib dengan keheranan, karena Abdul Muthalib hanya mengurus unta dan tidak berupaya mempertahankan Ka’bah yang hendak dihancurkannya.

Saat Abdul Muthalib akan pergi, Abrahah yang masih tertegun dengan permintaan Abdul Muthalib, kemudian menegurnya, “Mengapa engkau tidak mempertahankan rumah Tuhanmu dan hanya fokus mengurusi urusan-urusan ekonomimu saja?”

Abdul Muthalib menjawab, “Sesungguhnya aku pemilik dua ratus unta ini, maka hak dan sekaligus kewajibanku untuk mempertahankannya. Sedangkan Ka’bah adalah rumah Tuhan, maka Tuhan sendiri yang akan mempertahankannya nanti.”

Abrahah berkata, “Tapi Tuhanmu sudah bisa mempertahankan Ka’bahmu. Aku akan menghancurkannya beberapa saat lagi.”

Abdul Mutablib menjawab, “Lihatlah nanti!”

Seperti diketahui, Allah kemudian mengutus burung Ababil untuk mengancurkan bala tentara Abrahah. Rombongan burung ababil tersebut membawa batu Sijjil (kerikil neraka), sehingga pasukan Abrahah meninggal sebelum menghancurkan rumah Allah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement