Sabtu 28 Nov 2020 17:10 WIB

Pemerintah Denmark akan Gali Kuburan Cerpelai

Beberapa bangkai cerpelai yang mati muncul kembali dari kuburan massal.

Rep: Dwina Agustin/ Red: Dwi Murdaningsih
Cerpelai. Ternak cerpelai di Denmark dimusnahkan untuk mengantisipasi dampak mutasi galur (strain) virus corona.
Foto: EPA
Cerpelai. Ternak cerpelai di Denmark dimusnahkan untuk mengantisipasi dampak mutasi galur (strain) virus corona.

REPUBLIKA.CO.ID, COPENHAGEN -- Pemerintah Denmark mengatakan ingin menggali kuburan cerpelai yang dimusnahkan untuk mencegah penyebaran virus corona, Jumat (27/11). Keputusan ini dilakukan setelah beberapa bangkai cerpelai yang mati muncul kembali dari kuburan massal.

Denmark memerintahkan semua cerpelai yang dibudidayakan untuk dimusnahkan awal bulan ini. Langkah itu dilakukan setelah menemukan 12 orang telah terinfeksi oleh strain virus yang bermutasi menyebabkan Covid-19, yang ditularkan dari manusia ke cerpelai dan kembali ke manusia.

Baca Juga

Keputusan itu menyebabkan 17 juta hewan dimusnahkan dan pengunduran diri Menteri Pangan dan Pertanian, Morgens Jensen pekan lalu. Pengunduran diri ini akibat perintah pembunuhan cerpelai dinilia sebagai keputusan ilegal.

Cerpelai mati dimasukkan ke dalam parit di area militer di barat Denmark dan ditutup dengan tanah dua meter. Namun, ratusan bangkainya telah mulai muncul kembali, didorong keluar dari tanah.

Menurut pihak berwenang, kondisi ini terjadi akibat sebagai gas dari pembusukan mereka. Surat kabar lokal menyebut mereka sebagai "cerpelai zombie".

Menteri Pangan dan Pertanian baru, Rasmus Prehn, mengatakan mendukung gagasan untuk menggali kuburan hewan tersebut dan membakar mereka. Dia telah meminta badan perlindungan lingkungan untuk menyelidiki apakah itu bisa dilakukan dan parlemen akan diberi pengarahan tentang masalah itu pada Senin (30/11).

Situs kuburan hewan itu dijaga 24 jam sehari untuk menjauhkan orang dan hewan. Meski begitu, tempat ini telah menarik keluhan dari penduduk daerah sekitar tentang kemungkinan risiko kesehatan.

Pihak berwenang mengatakan tidak ada risiko kuburan dapat menyebarkan virus korona. Hanya saja, penduduk setempat khawatir tentang risiko mencemari air minum dan danau pemandian yang berjarak kurang dari 200 meter.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement