Ahad 29 Nov 2020 11:27 WIB

PM Ethiopia: Operasi Tigray Berakhir

Pertempuran di Ethiopia terancam akan menyebabkan krisis kemanusiaan besar-besaran

Rep: Fergi Nadira/ Red: Christiyaningsih
 Gambar ini dibuat dari video tak bertanggal yang dirilis oleh Kantor Berita Ethiopia milik negara pada Senin, 16 November 2020 menunjukkan militer Ethiopia duduk di sebuah pengangkut personel lapis baja di sebelah bendera nasional, di jalan di daerah dekat perbatasan Tigray dan wilayah Amhara di Ethiopia. Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed mengatakan dalam sebuah posting media sosial pada hari Selasa, 17 November 2020 itu
Foto: AP/Ethiopian News Agency
Gambar ini dibuat dari video tak bertanggal yang dirilis oleh Kantor Berita Ethiopia milik negara pada Senin, 16 November 2020 menunjukkan militer Ethiopia duduk di sebuah pengangkut personel lapis baja di sebelah bendera nasional, di jalan di daerah dekat perbatasan Tigray dan wilayah Amhara di Ethiopia. Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed mengatakan dalam sebuah posting media sosial pada hari Selasa, 17 November 2020 itu

REPUBLIKA.CO.ID, ADDIS ABABA - Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed mengumumkan penghentian operasi militer di wilayah utara Tigray, Sabtu (28/11) waktu setempat. Hal ini dilakukan setelah militer mengatakan pihaknya berada dalam "kendali penuh" atas ibu kota regional Tigray, Mekelle.

Sejak 3 November, pemerintah Ethiopia telah mencoba untuk memadamkan pemberontakan oleh faksi etnis yang kuat dalam perang yang mengguncang Tanduk Afrika. Ribuan orang diyakini tewas dan hampir satu juta orang terpaksa meninggalkan rumah mereka, termasuk sekitar 43 ribu pengungsi yang mengungsi ke negara tetangga Sudan.

Baca Juga

"Saya senang berbagi bahwa kami telah menyelesaikan dan menghentikan operasi militer di wilayah Tigray," kata Abiy lewat Twitter terverifikasinya dikutip laman Aljazirah, Ahad (29/11).

"Fokus kami kini adalah membangun kembali wilayah dan memberikan bantuan kemanusiaan sementara Polisi Federal menangkap otak TPLF," katanya mengacu pada para pemimpin Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF) yang pasukannya telah memerangi pasukan federal selama lebih dari tiga pekan.

Beberapa orang Ethiopia di rumah dan diaspora bersukacita atas berita bahwa Mekele berada di bawah kendali militer. "Terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa pencipta kami. Amin. Biarkan perdamaian menang di Ethiopia !!!" ujar mantan Perdana Menteri Hailemariam Dessalegn melalui Twitter.

Beberapa jam kemudian, pemimpin TPLF Debretsion Gebremichael mengatakan pasukan pemberontak Tigray yang bersenjata lengkap akan terus memerangi pemerintah. "Kebrutalan mereka hanya menambah (pada) tekad kami untuk melawan penjajah ini sampai akhir," katanya kepada kantor berita Reuters melalui pesan teks.

Debretsion mengatakan pasukannya akan terus bertempur. "Tentu kami terus bertempur. Ini tentang mempertahankan hak kita untuk menentukan nasib sendiri," ujarnya.

Beberapa jam sebelumnya, Panglima Angkatan Darat Ethiopia Jenderal Birhanu Jula seperti dikutip oleh Ethiopian Broadcasting Corporation mengatakan bahwa pasukan pemerintah sepenuhnya mengendalikan Mekelle. Dia mengatakan bahwa 7.000 anggota Komando Utara tentara yang disandera oleh TPLF telah dibebaskan.

Pemerintah sebelumnya telah memberikan ultimatum kepada TPLF untuk menyerah. Ultimatum itu berakhir pada Rabu. Jika tidak menyerah, maka militer federal akan melakukan serangan di Mekelle, kota berpenduduk 500 ribu orang.

Pada Kamis, Abiy mengumumkan bahwa ia telah memerintahkan serangan "terakhir" terhadap TPLF. Sebelumnya, Debretsion mengatakan Mekelle berada di bawah pengeboman. Seorang diplomat yang berhubungan langsung dengan penduduk juga mengatakan pasukan federal telah memulai serangan untuk menaklukan Mekelle.

Klaim dari semua sisi memang sulit untuk diverifikasi. Hal ini disebabkan karena sambungan telepon dan internet ke Tigray telah diputus dan aksesnya telah dikontrol dengan ketat sejak pertempuran dimulai pada 4 November.

Pertempuran di Ethiopia terancam akan menyebabkan krisis kemanusiaan besar-besaran serta mengguncang Ethiopia dan kawasan Tanduk Afrika yang lebih luas. Abiy menuduh TPLF memulai perang dengan menyerang pasukan federal di sebuah pangkalan di Tigray. TPLF mengatakan serangan itu adalah serangan pendahuluan.

Diluncurkan sebagai kelompok pejuang baru pada 1970-an, TPLF memimpin gerakan yang berkuasa pada 1991 setelah menggulingkan pemerintah Komunis Mengistu Haile Mariam. Ini membentuk koalisi pemerintahan multi-etnis yang didominasi oleh etnis Tigrayans selama beberapa dekade.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement