Ahad 29 Nov 2020 16:04 WIB

Infeksi Covid-19 di AS Tembus 13 Juta Kasus

AS masih menempati posisi pertama negara dengan kasus Covid-19 tertinggi

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Theresa Malijan, seorang perawat terdaftar, menyelesaikan pengambilan swab nasofaring dari seorang pasien di stasiun pengujian COVID-19 drive-through untuk pasien Universitas Kedokteran Washington, Selasa, 17 Maret 2020, di Seattle.
Foto: AP/Elaine Thompson
Theresa Malijan, seorang perawat terdaftar, menyelesaikan pengambilan swab nasofaring dari seorang pasien di stasiun pengujian COVID-19 drive-through untuk pasien Universitas Kedokteran Washington, Selasa, 17 Maret 2020, di Seattle.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Amerika Serikat (AS) melaporkan 13 juta kasus Covid-19, Ahad (29/11). Sementara, korban meninggal akibat virus corona telah melampaui 266 ribu jiwa. 

Menurut data yang dihimpun John Hopkins University, sejauh ini AS telah mencatatkan 13.246.651 kasus Covid-19 dengan korban meninggal sebanyak 266.063 jiwa. Negeri Paman Sam masih menempati posisi pertama negara dengan kasus virus corona tertinggi di dunia. 

Baca Juga

Negara bagian AS yang paling parah terdampak pandemi adalah New York. Sebanyak 34.514 warga di sana meninggal akibat Covid-19. Sementara, pasien pulih mencapai 84.938 orang. 

Texas berada di bawah New York dengan 21.788 kematian dan 950.586 pasien pulih. Selain Texas dan New York, korban meninggal akibat Covid-19 di negara bagian lain masih di bawah 20 ribu. 

Pekan lalu presiden terpilih AS Joe Biden mengatakan tim transisinya telah melakukan pertemuan dengan satgas Covid-19 Gedung Putih. Mereka membahas tentang penanganan pandemi, termasuk terkait vaksin."Kami sudah melakukan pertemuan dengan tim Covid di Gedung Putih," kata Biden saat diwawancara di acara NBC Nightly News pada Selasa (24/11).

Biden mengungkapkan, pada kesempatan itu timnya membahas tentang distribusi vaksin dan proses vaksinasi. "Jadi saya pikir kita tidak akan terlalu jauh di belakang kurva, seperti yang kita duga di masa lalu," ujarnya.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement