Senin 30 Nov 2020 21:24 WIB

Jamaah Umroh Kloter Tiga dan Empat Dipastikan Bebas Covid-19

Jamaah umroh dipastikan harus bebas covid-19.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Muhammad Subarkah
Jamaah Umroh melaksanakan jaga jarak ketika berada di area
Foto: saudigazette
Jamaah Umroh melaksanakan jaga jarak ketika berada di area

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Penyelenggara Perjalanan Ibadah Umroh (PPIU), H. Luqman Hakim Nyak Neh menegaskan saat ini tidak ada jamaah umrah yang terdeteksi positif Covid-19. Jika pada kloter pertama dan kedua terdata 13 jamaah yang positif, maka di kloter tiga dan empat, seluruh jamaah dipastikan terbebas dari virus.

"Kloter yang terdata positif itu ada di kloter satu dan dua, tapi kloter tiga dan empat tidak ada," ujar Luqman saat dihubungi Republika, Senin (30/11).

"Jadi sebelum berangkat, mereka (yang terdeteksi positif) sebenarnya negatif, tapi ternyata saat tiba di tanah suci dan swab lagi ternyata positif," jelasnya.

Jamaah yang positif Covid-19 menjalani karantina selama 10 hari di hotel yang telah menyediakan lantai khusus bagi pasien Covid-19. Setiap jamaah diberikan karantina tambahan selama empat hari untuk memastikan virus telah hilang.

"Jadi mereka karantina sekitar 10 hari, dengan tambahan 4 hari, lalu Swab kembali, jika masih positif maka ditambah 4 hari lagi, sampai benar benar negatif," jelas Luqman.

"Tapi kalau sekarang sudah tidak ada jamaah Indonesia yang menjalani karantina," ujarnya menambahkan.

Sebelumnya, Menteri Agama Fachrul Razi menyampaikan sejumlah catatan dan evaluasi atas penyelenggaraan ibadah umrah dalam rapat kerja bersama Komisi VIII DPR RI di Jakarta, Rabu (18/11) lalu.

Pada catatan pertama, kata Fachrul, jemaah umrah tanpa ada karantina terlebih dahulu. Mereka langsung berkumpul pada hari keberangkatan di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.

"Kedua, jamaah melakukan tes PCR atau swab mepet dengan waktu keberangkatan dan pada satu laboratorium, sehingga pada saat akan berangkat PCR/Swab belum keluar," ujar Fachrul dalam keterangan tertulisnya.

Hasil tes, ujar Menag, pemberangkatan kloter pertama pada 1 November 2020 terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak 8 orang. Lalu kloter kedua pada 3 November terkonfirmasi positif Covid-19 sebanyak 5 orang dan nihil positif di kloter ketiga.

“Dari 13 orang yang positif, tiga di antaranya sudah kembali ke Indonesia. Tujuh orang malam nanti akan kembali ke Tanah Air, tiga masih karantina di Saudi,” kata Fachrul Razi.

Berdasarkan catatan tersebut, lanjut Fachrul, Kementerian Agama melakukan sejumlah evaluasi atas penyelenggaraan ibadah umroh pada masa pandemi tersebut.

Pertama, perlunya karantina jamaah pada saat keberangkatan minimal tiga hari. “Ini dilakukan guna memastikan proses tes swab dilakukan dengan benar, tidak mepet waktunya, dan menghindari risiko adanya pemalsuan data status jemaah,” ujarnya.

Kedua, pentingnya melakukan verifikasi dan validasi dokumen hasil tes PCR yang dilakukan oleh petugas Kementerian Kesehatan RI sesuai protokol kesehatan untuk pelaku perjalanan dari luar negeri.

Ketiga, jamaah harus melaksanakan disiplin yang ketat terkait dengan penerapan protokol kesehatan selama masa karantina, baik di Tanah Air maupun di hotel tempat jamaah menginap.

Selanjutnya, kata Menag, sebagai evaluasi keempat, saat kedatangan di Indonesia akan dilakukan prosedur karantina oleh KKP Bandara Soekarno-Hatta jika jemaah umrah tidak dapat menunjukkan bukti hasil tes swab dari kesehatan Saudi. “Jemaah akan di swab ulang dan baru diizinkan melanjutkan perjalanan ke daerah asal setelah menunjukkan hasil negatif,” ujar Fachrul.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement