Selasa 01 Dec 2020 12:34 WIB

Alumni Petugas Haji Kutuk Pembantaian di Sigi

Usahakan anak-anak muda tidak masuk dalam kelompok radikal.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Fakhruddin
Alumni Petugas Haji Kutuk Pembantaian di Sigi. Sebuah mobil pasukan Brimob Polri melintas di sekitar perkampungan warga di Desa Lemban Tongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Ahad (29/11/2020). Aparat keamanan masih memburu para pelaku penyerangan yang diduga dilakukan kelompok teroris MIT pimpinan Ali Kalora yang terjadi pada Jumat (27/11/2020) lalu yang menewaskan empat orang warga desa setempat
Foto: ANTARA/Faldi/Mohamad Hamzah
Alumni Petugas Haji Kutuk Pembantaian di Sigi. Sebuah mobil pasukan Brimob Polri melintas di sekitar perkampungan warga di Desa Lemban Tongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Ahad (29/11/2020). Aparat keamanan masih memburu para pelaku penyerangan yang diduga dilakukan kelompok teroris MIT pimpinan Ali Kalora yang terjadi pada Jumat (27/11/2020) lalu yang menewaskan empat orang warga desa setempat

IHRAM.CO.ID,JAKARTA -- Ormas Islam Forum Komunikasi Alumni Petugas Haji Indonesia (FKAPHI) mengutuk keras tragedi pembantaian yang menimpa satu keluarga di Desa Lembantongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah. FKAPHI menilai keluarga itu dengan sengaja dibunuh secara sadis oleh kelompok teroris jaringan Mujahidin Indonesia Timur (MIT).

“Kami atas nama Pengurus Besar Alumni Petugas Haji Indonesia (PB FKAPHI) sangat sedih dan prihatin atas kejadian ini," kata HM Affan Rangkuti Ketua Umum Pengurus Besar FKAPHI, melalui keterangan tertulisnya, Selasa, (2/12).

Affan Rangkuti yang juga merupakan Gugus Tugas Pemuka Agama Badan Nasional Penanggulangan Teroris Republik Indonesia (BNPT RI) ini meminta 21 Pengurus Wilayah FKAPHI untuk memerangi kelompok radikal dan teroris secara massif dan terorganisasi. Sehingga sel-sel ini tidak semakin menggerogoti semangat kebhinekaan dalam berbangsa dan bernegara ini.

"Lakukan semaksimal mungkin dalam menjaga Empat Pilar Kebangsaan. Seperti melakukan edukasi terjadwal tentang itu," katanya.

Menurutnya, memberikan edukasi, penting dilakukan dengan terus menerus, supaya generasi muda jangan sampai terpengaruh. Usahakan anak-anak muda tidak masuk dalam kelompok radikal dan teroris tersebut.

"Termasuk saat melakukan pembinaan manasik kepada jamaah haji dan umrah, agar bisa masukan materi Empat Pilar Kebangsaan ini," katanya.

Affan mengatakan, pembantaian yang menimpa satu keluarga di Desa Lembantongoa, Kecamatan Palolo, Kabupaten Sigi, mengagetkan seluruh tokoh-tokoh agama dan masyarakat di tengah suasana yang cukup kondusif ini. Oleh sebab itu, semua pihak mesti mencegah sel-sel teroris.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement