Selasa 01 Dec 2020 20:24 WIB

Pedagang Pasar Gede Diminta Jualan Melalui Daring

11 pedagang Pasar Gede sisi timur dinyatakan positif Covid-19.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Muhammad Fakhruddin
Pedagang membawa pulang barang daganganya usai menutup lapak dagangan di Pasar Gede, Jawa Tengah, Senin (30/11/2020). Pemerintah Kota Solo menutup sementara Pasar Gede selama sepekan setelah ada 11 pedagang terkonfirmasi COVID-19.
Foto: ANTARA/Mohammad Ayudha
Pedagang membawa pulang barang daganganya usai menutup lapak dagangan di Pasar Gede, Jawa Tengah, Senin (30/11/2020). Pemerintah Kota Solo menutup sementara Pasar Gede selama sepekan setelah ada 11 pedagang terkonfirmasi COVID-19.

IHRAM.CO.ID,SOLO -- Pemkot Solo menutup sementara operasional Pasar Gede sisi timur selama sepekan mulai Selasa (1/12) sampai Senin (7/12). Selama penutupan tersebut, para pedagang diminta memaksimalkan penjualan secara daring untuk menghabiskan stok barang dagangan. Lebih dari 1.000 pedagang Pasar Gede sisi timur terdampak penutupan operasional pasar lantaran sejumlah pedagang terkonfirmasi positif Covid-19. 

Berdasarkan data Satgas penanganan Covid-19 Solo, hingga Senin (30/11), sudah ada 11 pedagang Pasar Gede sisi timur yang dinyatakan positif Covid-19.

Kepala Dinas Perdagangan Kota Solo, Heru Sunardi, menyatakan telah mengingatkan kepada para pedagang supaya tidak kulakan ketika pasar ditutup sementara. Kemudian, pedagang diberi kesempatan mengambil barang dagangan yang tidak tahan lama. Para pedagang juga diminta untuk melakukan karantina mandiri di rumah masing-masing untuk memutus penularan Covid-19.

"Barang-barang yang sudah diambil, bisa pakai sistem penjualan yang dimiliki bersama. Misal aplikasi online atau WhatsApp," kata Heru kepada wartawan, Selasa (1/12).

Melalui penjualan daring tersebut, konsumen bisa langsung mengambil barang dagangan di rumah penjual. "Jadi tetap bisa jualan, pokoknya di rumah jangan jualan keliling nanti tidak ada bedanya. Itupun hanya untuk menghabiskan dagangannya bukan kulakan baru," ungkap Heru.

Selama ditutup sepekan tersebut, Pemkot melakukan penyemprotan disinfektan tiga hari sekali. Diharapkan ketika dibuka nantinya pasar sudah steril. Selain itu, para pedagang yang telah melakukan karantina mandiri diharapkan imunitasnya bertambah kuat.

"Pedagang yang positif tidak ada gejala tetap karantina mandiri. Dari 11 itu OTG (orang tanpa gejala) semua. Asalnya ada yang dari Solo dan luar Solo, seperti Sragen dan Boyolali," imbuh Heru.

Sementara itu, Ketua Paguyuban Pedagang Pasar Gede, Jumadi, mengatakan, isu penutupan Pasar Gede telah tersebar sejak beberapa hari sebelumnya ketika baru ada beberapa pedagang yang dinyatakan reaktif saat menjalani rapid test. Karenanya, paguyuban langsung memberikan pengertian kepada para pedagang agar kulakan sedikit saja. Sehingga, ketika pasar benar-benar ditutup, para pedagang sudah siap dan tidak tergesa-gesa.

"Penutupan sudah ada ancang-ancang, maka saya suruh pedagang mengurangi barangnya dan kalau masih menghubungi pedagangnya, produk-produknya yang tahan lama mungkin masih bisa dijual online. Tapi sementara ini putus dengan pelanggan dulu sampai nanti sudah buka seperti biasa," ucap Jumadi.

Dia menyebut, total pedagang di Pasar Gede sebanyak 1.767 pedagang, dengan rincian pasar sisi timur sebanyak 1.467 pedagang, dan sisanya di pasar sisi barat. Pedagang sisi barat masih buka seperti biasa. Sedangkan pedagang pasar sisi timur semuanya terdampak.

Jumadi menambahkan, selama ini paguyuban sudah memberikan motivasi kepada para pedagang agar tidak perlu takut dan waswas ketika ada pedagang yang terpapar Covid-19. Paguyuban menekankan agar semua pedagang menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.

"Kapasitas saya memberi motivasi, penguatan pedagang, pedagang tidak boleh dikucilkan, jangan terlalu takut dan waswas karena terlalu banyak pertimbangan bisa mengurangi imun," pungkas Jumadi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement