Selasa 01 Dec 2020 23:52 WIB

Pemkab Sidoarjo Dorong UMKM Gunakan Transaksi Nontunai

UMKM adalah penyumbang 40 persen PAD Sidoarjo di samping industri besar.

Perajin melukis dengan media tas di industri rumahan desa Gelam, Candi, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (23/6/2020). Pemerintah menerapkan lima skema besar dalam program perlindungan dan pemulihan ekonomi di sektor UMKM saat pandemi COVID-19, termasuk merumuskan program khusus bagi usaha ultra mikro dan usaha mikro yang belum bersentuhan dan belum terjangkau lembaga keuangan maupun perbankan. ANTARA FOTO/Umarul Faruq/hp.
Foto: Antara/Umarul Faruq
Perajin melukis dengan media tas di industri rumahan desa Gelam, Candi, Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (23/6/2020). Pemerintah menerapkan lima skema besar dalam program perlindungan dan pemulihan ekonomi di sektor UMKM saat pandemi COVID-19, termasuk merumuskan program khusus bagi usaha ultra mikro dan usaha mikro yang belum bersentuhan dan belum terjangkau lembaga keuangan maupun perbankan. ANTARA FOTO/Umarul Faruq/hp.

IHRAM.CO.ID,SIDOARJO -- Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur, mendorong pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk menggunakan transaksi nontunai sebagai upaya mengantisipasi penyebaran Covid-19. Pj Bupati Sidoarjo Hudiyono mengatakan transaksi nontunai atau cashless dilakukan sebagai upaya menghindari kontak langsung seperti jika menggunakan uang tunai.

"Dengan transaksi nontunai bisa mencegah penyebaran Covid-19," katanya saat membuka festival usaha mikro di Lapangan Desa Wadungasih Buduran, Sidoarjo, Selasa (1/12).

Ia juga berterima kasih kepada Camat Buduran yang telah menghidupkan pundi-pundi perekonomian di wilayah kecamatan ini. "Saya sangat mengapresiasi warga, khususnya pelaku UMKM, karena UMKM adalah penyumbang 40 persen PAD Sidoarjo di samping industri besar," ucapnya.

Dalam kesempatan itu, puluhan perwakilan warga Kecamatan Buduran Sidoarjo telah menggelar hasil karyanya atau produksinya untuk mengikuti festival usaha mikro. Prosesi pameran di tiap-tiap desa hanya diperbolehkan empat stan, jadi dibatasi hanya 60 stan dan dilakukan dengan penerapan SOP protokol kesehatan secara ketat.

Selain itu, dilakukan gerakan jangan kendor menerapkan 3M yakni memakai masker, mencuci tangan dan menjaga jarak kepada seluruh masyarakat yang hadir. "Pemerintah tetap mendukung kegiatan yang meningkatkan ekonomi warga, namun harus tegas diprioritaskan tentang protokol kesehatan," katanya.

Plt Camat Buduran Aan Alifauzansyah mengatakan menariknya kegiatan ini adalah proses transaksinya sudah bisa dilakukan dengan cara nontunai. Pihaknya telah bekerja sama dengan beberapa bank, untuk memfasilitasi mereka agar lebih mudah mengontrol keuangannya.

"Jadi proses administrasinya nanti bisa terkontrol dengan baik, pengelolaan keuangan terlihat dengan jelas. Berapapun keluar masuknya uang bisa terkontrol dengan baik pula, tercatat pula dengan baik. Jadi dengan sangat mudah dikontrol melalui HP masing-masing," katanya.

Ia mengatakan, pelaku usaha mikro ini sebelumnya juga telah diberikan edukasi terlebih dahulu bagaimana manfaatnya bila menggunakan transaksi non tunai, dan bagaimana cara mengoperasikan aplikasinya. "Selain itu juga mengobati mereka yang sudah lama tidak bisa melakukan penjualan dengan baik," katanya.

 

sumber : ANTARA
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement