Rabu 02 Dec 2020 20:15 WIB

Arab Saudi Bantah Terlibat Pembunuhan Ilmuwan Nuklir Iran

Pada 27 November Mohsen Fakhrizadeh dibunuh di Teheran, Iran

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Foto dari TV Iran IRIB menunjukkan lokasi serangan terhadap ilmuwan nuklir kenamaan Mohsen Fakhrizadeh, di Damavand, selatan Ibu Kota Tehran, Iran, 27 November 2020.
Foto: EPA
Foto dari TV Iran IRIB menunjukkan lokasi serangan terhadap ilmuwan nuklir kenamaan Mohsen Fakhrizadeh, di Damavand, selatan Ibu Kota Tehran, Iran, 27 November 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH — Pemerintah Arab Saudi membantah tudingan Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif yang menyebut Riyadh terlibat dalam pembunuhan ilmuwan nuklir terkemuka Iran Mohsen Fakhrizadeh. 

 

Baca Juga

“Menteri Luar Negeri Iran Zarif sangat ingin menyalahkan Kerajaan atas segala hal negatif yang terjadi di Iran. Apakah dia akan menyalahkan kita atas gempa bumi atau banjir berikutnya? Ini bukanlah kebijakan Saudi untuk terlibat dalam pembunuhan,” kata Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir melalui akun Twitter pribadinya pada Selasa (1/12), dikutip laman Times of Israel

Pada Senin (30/11) lalu, Zarif menyinggung tentang kabar pertemuan rahasia Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu di Neom, sebuah kota di Laut Merah. Menurut Zarif, pertemuan mereka berkontribusi dalam pembunuhan Fakhrizadeh. Dia menuding hal itu sebagai “konspirasi”. 

Arab Saudi telah membantah laporan yang menyebut Pangeran MBS melakukan pertemuan rahasia dengan Netanyahu. Dalam pertemuan itu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo dan kepala badan intelijen Israel (Mossad) Yossi Cohen disebut turut hadir. 

"Saya telah melihat laporan pers tentang pertemuan Putra Mahkota dan pejabat Israel selama kunjungan baru-baru ini oleh (Menteri Luar Negeri AS) Mike Pompeo. Tidak ada pertemuan seperti itu terjadi. Satu-satunya pejabat yang hadir adalah Amerika dan Saudi," kata Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud melalui akun Twitter-nya pada 23 November lalu. 

 

Pada 27 November Mohsen Fakhrizadeh dibunuh di Teheran. Dia dan pengawalnya diserang oleh kelompok bersenjata. Pembunuhan itu tak hanya dikecam Iran, tapi juga sejumlah negara lain di kawasan seperti Bahrain, Qatar, Yordania, dan Turki,

Pejabat politik dan militer Iran menuding Israel sebagai dalang di balik serangan dan pembunuhan terhadap Fakhrizadeh. "Sekali lagi, tangan-tangan jahat Arogansi Global dan para pembunuh bayaran Zionis (Israel) telah ternoda oleh darah seorang putra Iran," kata Presiden Iran Hassan Rouhani.

Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei bersumpah akan membalas aksi pembunuhan tersebut. Ia pun menegaskan bahwa negaranya bakal tetap melanjutkan pekerjaan Fakhrizadeh. Meski informasi terkait dirinya tak banyak diketahui, tapi banyak laporan yang menyebut bahwa Fakhrizadeh merupakan tokoh utama di balik pengembangan nuklir Iran.

Menteri Kabinet Israel Tzachi Hanegbi mengatakan negaranya sama sekali tidak mengetahui siapa dalang di balik pembunuhan Fakhrizadeh. "Saya tidak tahu siapa yang melakukannya. Bukan karena bibir saya tertutup karena saya yang bertanggung jawab, saya benar-benar tidak tahu," kata Hanegbi kepada Meet the Press N12 pada Sabtu (28/11), dikutip laman Al Arabiya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement