Kamis 03 Dec 2020 15:34 WIB

Dialog Hasan Al-Bashri dengan Ahli Dzikir Saat Haji

Hasan Al-Bashri tumbuh menjadi seorang pemuda yang gagah, rupawan, dan pemberani.

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Fakhruddin
Dialog Hasan Al-Bashri dengan Ahli Dzikir Saat Haji. Ilustrasi Sahabat Nabi
Foto: Pixabay
Dialog Hasan Al-Bashri dengan Ahli Dzikir Saat Haji. Ilustrasi Sahabat Nabi

IHRAM.CO.ID,JAKARTA -- Dikisahkan bahwa ketika Hasan Al-Bashri, sedang menunaikan hajinya, ada seseorang yang memberitahunya, "Wahai Abu Said, di sini ada seorang laki-laki yang hanya duduk sendirian di belakang tiang."

Hasan rah. pun berjalan menemui laki-laki tersebut. Ternyata laki-laki itu sedang sibuk berdzikir kepada Allah.  Hasan berkata. "Wahai hamba Allah aku melihatmu suka menyendiri lalu apa yang menghalangi untuk bercampur dengan orang banyak?"

Laki-laki itu menjawab. "Ada hal yang menyibukan aku dari mereka."

Hasan berkata, "Lalu apa yang menghalangimu untuk mendatangi orang yang bernama Hasan Al-Bashri?"

 

"Ada hal yang menyibukkan ku dari mereka dan dari Hasan Al Bashri,"jawabnya.

"Apakah yang menyebabkanmu? "Tanya Hasan.

"Aku memasuki pagi hari antara nikmat dan dosa. Lalu aku berpendapat untuk menyibukan diriku dengan mensyukuri nikmat dan beristighfar atas dosa-dosaku."

Mendengar jawabannya, Hasan langsung berkata, "Hai, hamba Allah, engkau lebih rendah daripada Hasan Al-Bashri. Tetaplah lakukan apa yang kau ingin lakukan itu."

Mengenai kematian Al Hasan, Abdulwahid bin Maimun Maulana Urwah bin Zubair ra bercerita: Seseorang mendatangi Ibnu Sirrin rah (seorang ulama ahli tafsir mimpi yang termashur) seraya berkata "Aku bermimpi melihat seekor burung mengambil kerikilnya Al-Hasan di masjid."

"Seandainya yang kau ucapkan itu benar, berarti al-Hasan akan meninggal dunia." Jawab Ibnu Sirrin. 

Dan memang benar ketik itu tidak berselang lama, terdengarlah berita tentang kematian al-Hasan. Hisyam Bin Hasan bertutur. "Kami sedang duduk-duduk bersama Muhammad bin Sirrin pada sore hari pada hari Kamis, setelah salat ashar tiba-tiba datang seorang laki-laki yang mengabarkan bahwa Al-Hasan telah meninggal dunia maka Muhammad bin Sirrin mendoakannya dan spontan raut mukanya berubah kemudian diam seribu bahasa.  Ia tidak bicara sampai tenggelam matahari."

Abdurrahman Ahmad As-Sirbuny dalam bukunya "198 Kisah Haji Wali-Wali Allah" menuliskan, bahwa Hasan bin Abil Hasan Al-Bashri rah. lahir di Madinah pada tahun 21 Hijriyah atau 642 masehi. Ayahnya adalah Alyasar seseorang budak memiliki Zaid bin Tsabit sahabat pilihan dan penulis wahyudin. 

Ibu Hasan adalah Khaira Ummul mukminin Ummu Salamah ra istri Rasulullah SAW. Hasan lahir pada masa Khalifah Umar Bin Khattab ra. tepatnya dua tahun terakhir menjadi khalifah.

Berkat didikan istri Rasulullah Ummu Salamah yang banyak meriwayatkan hadis, Hasan Al-Bashri tumbuh menjadi seorang pemuda yang gagah, rupawan, dan pemberani segaligus mewarisi nubuwah berupa ilmu dan amal. Hasan Al-Bashri banyak bertemu dengan para sahabat nabi ra termasuk 70 orang ahli Badar. 

Ia terkenal karena kesalehannya dan penolakannya yang tegas terhadap keduniaan keduniawian.

Pada suatu hari di tengah terik matahari yang menyengat ketika Hasan al-Bashri sedang wukuf di Arafah dalam menunaikan Haji nya, tiba-tiba seorang laki-laki Bertanya kepadanya, "tidak sebaiknya engkau berlari saja ke tempat yang teduh."

Dengan penuh keheranan, alasan berkata, "Apakah aku kini sedang berada di bawah terik matahari? Sungguh aku teringat satu dosa yang pernah aku lakukan sehingga aku tidak lagi merasakan panasnya terik matahari!"

Padahal waktu itu, kain ihromnya telah basah kuyup karena yang seandainya diperas, makan akan mengalir air peluhnya dengan deras. Sedangkan dosa yang dia maksud itu mungkin sekedar selintas pikiran yang terputus begitu saja, yang seandainya terjadi atas orang selainnya Kamu tentu tidak dianggap sebagai dosa kecil apapun.

Hasan Al Basri meninggal dunia pada bulan Rajab tahun 110 Hijriyah dalam usia 88 tahun. Jenazahnya disaksikan begitu ramai orang. Dia disalatkan setelah selesai salat Jumat di Basrah.  Orang begitu berdesakan, sehingga salat asar pun tidak dapat ditegakkan di Masjid Jami Basrah pada hari itu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement