Selasa 08 Dec 2020 20:54 WIB

Transaksi Temu Bisnis Produk Pesantren Jabar Capai Rp21,02 M

Pesantren diharapkan semakin lebih mandiri

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Muhammad Subarkah
Sejumlah santri memberi pakan bibit lele di pondok pesantren Darul Ma
Foto: ANTARA/Dedhez Anggara
Sejumlah santri memberi pakan bibit lele di pondok pesantren Darul Ma

IHRAM.CO.ID, BANDUNG -- Sebanyak 500 pondok pesantren melakukan temu bisnis dan pameran secara virtual untuk memperkenalkan serta menjual produk yang dihasilkan. Menurut Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil (KUK) Provinsi Jawa Barat, Kusmana Hartadji, kegiatan ini pun berhasil membukukan transaksi Rp21,02 miliar.

Menurut Kusmana, pada temu bisnis one product one pesantren (OPOP) mempertemukan antara pembeli, investor, dan mitra usaha pengusaha sukses untuk bersinergi dan berkolaborasi dengan produk pondok pesantren (pontren) peserta pameran.

Pameran virtual tersebut memperlihatkan berbagai produk seperti makanan, minuman, aksesoris, fashion, craft, produk pertanian dan perkebunan, peternakan dan berbagai produk unggulan lainnya.

"Kami coba membantu pesantren tersebut untuk membuka pasar bagi produknya. Bahkan, kami akan membantu membukakan jejaring hingga link and match dengan pesantren lain yang memiliki produk berkaitan," ujar Kusmana dalam penutupan acara temu bisnis OPOP 2020 di Hotel Papadayan, Bandung, Selasa (8/12).

Kusmana mengatakan, lewat program OPOP setiap pesantren bukan hanya mengikuti audisi untuk dicari yang terbaik, tapi didorong mendapatkan peningkatan wawasan, pengetahuan, serta pendampingan usaha. Harapannya, pesantren yang mengikuti program ini akan menghasilkan produk-produk yang mampu memiliki nilai tinggi di pasar domestik maupun pasar internasional.

Melalui kegiatan ini pun, kata dia, diharapkan akan ada efek domino dari program OPOP di daerah yakni meratanya pengembangan ekonomi di daerah. Hasil survei pertumbuhan ekonomi Jawa Barat sebelum COVID-19 mencapai 6,9 persen atau melebihi pertumbuhan ekonomi nasional.

Namun hasil survei Bank Indonesia  angka tersebut hanya dinikmati oleh sekelompok golongan masyarakat tentu atau masyarakat kota.

"Untuk itu perlunya program yang berdampak pada pemerataan ekonomi. Apalagi selama ini mayoritas pesantren itu ada di desa-desa," katanya.

Dalam kesempatan tersebut, Dinas KUK telah menetapkan tiga pesantren yang dianggap memiliki produk paling keren juga berhasil unggul dari segi pemasaran.

Tiga pemenang Juara OPOP 2020 setwlah melalui penjuarian 10 pesantren lolos 3 juara yakni Miftahul Falah Kab Karawang dengan produk beras, Pontren Jalalen Garut produk peralatan edukasi pendidikan, dan Pesantren Al Isytirok Kabupaten Sukabumi dengan produknya pembenihan ikan lele.

"Tiga juara tingkat provinsi Program OPOP 2020 untuk mendapatkan bantuan modal atau hadiah masing-masing sebesar Rp 400 juta," katanya.

Sementara menurut Gubernur Jabar Ridwan Kamil, kehadiran ratusan pesantren dengan produk yang dimiliki. Selama ini perekonomian pesantren mayoritas sangat sulit karena mengandalkan uluran tangan dermawan. Namun, dengan adanya produk yang dibuat dan dijual maka kemandirian ekonomi pesantren bisa lebih baik.

"Betapa hidup di pesantren itu tidak mudah. Makanya saya selalu mencari cara agar kita bisa selalu menjadi yang tangannya di atas, bukan tangan di bawah," katanya.

Emil mengatkan, dalam lima tahun ke depan Pemprov Jabar menargetkan ada 5.000 pesantren bisa mandiri dalam perekonomian. Untuk itu, Emil meminta pesantren yang saat ini kurang maksimal dalam hal administrasi maupun produk penjualan tetap dirangkul dan dibimbing.

"Pesantren itu harus mandiri. Dengan demikan dakwah dan ekonomi bisa didorong secara bersamaan agar pesantren bisa melakukan akselerasi," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement