Kamis 10 Dec 2020 19:35 WIB

Muslim Lebih Sering Terzalimi Dibanding Yahudi di Amerika

Umat Muslim mengalami diskriminasi lebih di Amerika Serikat

Rep: Umar Mukhtar/ Red: Nashih Nashrullah
Umat Muslim mengalami diskriminasi lebih di Amerika Serikat. Ilustrasi Kelompok Muslim Amerika Serikat mengampanyekan anti Islamofobia
Foto: world bulletin
Umat Muslim mengalami diskriminasi lebih di Amerika Serikat. Ilustrasi Kelompok Muslim Amerika Serikat mengampanyekan anti Islamofobia

REPUBLIKA.CO.ID, VIRGINIA – Riset yang dilakukan peneliti di Universitas Rice dan Universitas Virginia Barat (WVU), menemukan bahwa fenomena diskriminasi agama yang paling banyak terjadi dialami kalangan Muslim dan Yahudi. Walaupun, orang-orang dari semua agama melaporkan adanya peningkatan diskriminasi.  

Dalam riset tersebut, dilansir dari Eurasia Review, Kamis (10/12), dinyatakan bahwa orang Muslim dan Yahudi lebih mungkin menjadi korban kekerasan karena keyakinan agama mereka. Hal ini berdasarkan hasil riset berjudul "Individuals’ Experiences with Religious Hostility, Discrimination, and Violence: Findings from a New National Survey" yang baru-baru ini diterbitkan di Socius, jurnal American Sociological Association.  

Baca Juga

Dua peneliti yang melakukan riset itu ialah Elaine Howard Ecklund selaku Direktur Program Agama dan Kehidupan Publik Rice sekaligus Ketua Herbert S Autrey dalam Ilmu Sosial, dan Christopher P Scheitle sebagai profesor sosiologi di WVU.

Mereka memasukkan sampel kelompok agama yang merupakan minoritas di Amerika Serikat, yakni Muslim, Yahudi, Budha, Hindu dan Ateis, serta Kristen dalam risetnya. Sekitar seperempat dari mereka yang disurvei melaporkan merasa permusuhan atau tidak hormat terhadap agama mereka ketika berinteraksi dengan orang lain. Tetapi lebih dari sepertiga orang Yahudi dan hampir dua pertiga Muslim melaporkan mengalami pengalaman seperti itu.

Orang Yahudi dan Muslim juga lebih mungkin melaporkan pelecehan, ancaman, dan kekerasan agama. Sementara 8,7 persen dari semua orang yang disurvei melaporkan diancam dengan kekerasan fisik karena agama mereka, ancaman dilaporkan 16,7 persen orang Yahudi dan 20,3 persen Muslim. 

Muslim dan Yahudi juga paling mungkin melaporkan diskriminasi organisasi. Hanya 1,7 persen dari mereka yang disurvei secara keseluruhan melaporkan ditolak layanan di tempat bisnis karena agama mereka, tetapi 5,9 persen orang Yahudi dan 5,8 persen Muslim melakukannya. 

Semua pengalaman diskriminatif ini terjadi terlepas dari ras atau etnis individu, asal kebangsaan, dan karakteristik lainnya.

Ada beberapa perbedaan penting antara pengalaman orang Yahudi dan Muslim. "Orang dewasa Muslim lebih mungkin melaporkan dilecehkan oleh polisi (21 persen), sementara hanya 2,2 persen orang dewasa Yahudi yang mengatakan bahwa mereka pernah mengalami pelecehan semacam itu. Ini menyoroti bahwa orang dewasa Muslim menghadapi beberapa bentuk diskriminasi yang unik," kata Scheitle.

"Saya pikir, pada tingkat tertentu, para pemimpin tidak menganggap diskriminasi agama sebagai masalah. Sayangnya, hasil kami menunjukkan bahwa diskriminasi agama masih hidup dan sehat," tambah Ecklund.

Sumber: https://www.eurasiareview.com/10122020-religious-discrimination-particularly-high-for-jews-and-muslims/

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement