Sabtu 12 Dec 2020 05:44 WIB

Kosmonaut Rusia akan Terima Vaksin Sputnik V

Rusia mendaftarkan vaksin virus corona pertama di dunia, Sputnik V.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Ani Nursalikah
Kosmonaut Rusia akan Terima Vaksin Sputnik V. Seorang pekerja medis Rusia menyiapkan uji coba vaksin terhadap COVID-19 untuk sukarelawan dalam tahap pasca-pendaftaran tes di rumah sakit rawat jalan nomor 68 di Moskow, Rusia, 17 September 2020. Rusia mendaftarkan vaksin baru yang disebut
Foto: EPA-EFE/SERGEI ILNITSKY
Kosmonaut Rusia akan Terima Vaksin Sputnik V. Seorang pekerja medis Rusia menyiapkan uji coba vaksin terhadap COVID-19 untuk sukarelawan dalam tahap pasca-pendaftaran tes di rumah sakit rawat jalan nomor 68 di Moskow, Rusia, 17 September 2020. Rusia mendaftarkan vaksin baru yang disebut

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Kosmonaut Rusia dikabarkan akan disuntik vaksin Sputnik V buatan dalam negeri guna menangkal Covid-19. Kabar tersebut disampaikan oleh Lembaga Investasi Rusia yang bertanggungjawab atas Sputnik V.

Dilansir di kantor berita Sputnik, Jumat (11/12), Lembaga Investasi Rusia menyampaikan pelatihan kosmonaut di fasilitas pusat pelatihan Yury Gagarin dimulai dengan vaksinasi Sputnik V. Semua personel yang berinteraksi dengan mereka juga akan segera mendapat kesempatan serupa.

Baca Juga

"Sputnik V jadi nama vaksin yang sesuai dengan satelit buatan pertama di bumi," tulis keterangan resmi Lembaga Investasi Rusia.

Karyawan lain dari pusat pelatihan dan badan antariksa juga akan memiliki kesempatan untuk divaksinasi di kemudian hari. Menurut Sputnik, pekan lalu, Wali Kota Moskow Sergei Sobyanin mengumumkan peluncuran program vaksinasi Covid-19 Rusia.

Pengumuman itu menandai 5.000 pekerja garis depan, termasuk tenaga medis, pekerja layanan sosial, dan guru, telah didaftarkan menerima vaksin dalam lima jam pertama. Rusia mendaftarkan vaksin virus corona pertama di dunia, Sputnik V, pada 11 Agustus.

Sekitar 50 negara telah memesan 1,2 miliar dosis vaksin. Vaksin lain, EpiVacCorona, telah didaftarkan pada Oktober. Dan yang ketiga yang dikembangkan oleh Chumakov Institute saat ini sedang menjalani uji klinis yang diharapkan selesai pada akhir tahun.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement