Rabu 16 Dec 2020 15:53 WIB

Rouhani tidak Percaya Turki Hina Iran

Rouhani juga menekankan pentingnya hubungan Turki-Iran.

Rep: Lintar Satria/ Red: Ani Nursalikah
Rouhani tidak Percaya Turki Hina Iran. Sebuah foto selebaran yang disediakan oleh kantor kepresidenan Iran menunjukkan Presiden Iran Hassan Rouhani berbicara selama pertemuan kabinet di Teheran, Iran, 11 November 2020. Rouhani mengatakan kebijakan Iran akan tetap tidak berubah terlepas siapa yang menjadi presiden AS berikutnya dan terserah pada pemerintahan baru AS untuk kembali ke diplomasi dengan Iran atau tidak.
Foto: EPA-EFE/PRESIDENTIAL OFFICE HANDOUT
Rouhani tidak Percaya Turki Hina Iran. Sebuah foto selebaran yang disediakan oleh kantor kepresidenan Iran menunjukkan Presiden Iran Hassan Rouhani berbicara selama pertemuan kabinet di Teheran, Iran, 11 November 2020. Rouhani mengatakan kebijakan Iran akan tetap tidak berubah terlepas siapa yang menjadi presiden AS berikutnya dan terserah pada pemerintahan baru AS untuk kembali ke diplomasi dengan Iran atau tidak.

IHRAM.CO.ID, TEHERAN -- Presiden Iran Hassan Rouhani mengatakan tidak mungkin Presiden Turki Tayyip Erdogan berniat melecehkan integritas wilayah Iran. Hal ini ia sampaikan dalam konferensi pers pada 14 Desember lalu.

"Berdasarkan pengetahuan saya terhadap Erdogan di masa lalu, sangat tidak mungkin ia memiliki untuk menghina wilayah kami, menghina rakyat Iran," kata Rouhani seperti dikutip Hurriyet Daily, Rabu (16/12).

Baca Juga

Rouhani juga menekankan pentingnya hubungan Turki-Iran. Ia mengatakan kedua negara bekerja sama dalam isu-isu penting di kawasan.

Kontroversi muncul setelah Erdogan membacakan sebuah puisi di ibu kota Azerbaijan, Baku untuk merayakan kemenangan di Nagorno-Karabakh. Menteri Luar Negeri Iran Javad Zarif mengklaim puisi itu ditujukan terhadap integritas wilayah Iran.

Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu melakukan sambungan telepon dengan Zarif. Ia mengatakan puisi itu mengenai Karabakh dan selama pidatonya di Baku, Erdogan tidak pernah membuat pernyataan mengenai Iran.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement