Kamis 17 Dec 2020 13:23 WIB

70 Tahun Hilang, Artefak Mesir Ditemukan di Kotak Cerutu

Artefak yang hilang dari Piramida Agung Giza ditemukan di kotak cerutu

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Esthi Maharani
Artefak yang hilang dari Piramida Agung Giza selama lebih dari 70 tahun ditemukan di kotak cerutu di Universitas Aberdeen
Foto: Middle East Eye
Artefak yang hilang dari Piramida Agung Giza selama lebih dari 70 tahun ditemukan di kotak cerutu di Universitas Aberdeen

IHRAM.CO.ID, KAIRO – Artefak yang hilang dari Piramida Agung Giza selama lebih dari 70 tahun ditemukan di kotak cerutu di Universitas Aberdeen oleh asisten kuratorial Mesir. Menurut pernyataan rilis Universitas pada Rabu, artefak tersebut mungkin menjelaskan struktur baru.

Abeer Eladany sedang meninjau barang-barang koleksi Asia di Museum Universitas Aberdeen ketika dia menemukan barang yang tampaknya bukan miliknya. Dia yang menghabiskan 10 tahun bekerja di Museum Mesir, Kairo langsung tertarik saat kotak cerutu menampilkan bendera bekas negaranya di atasnya. Saat membukanya, Eladany menemukan beberapa potongan kayu cedar kuno.

Eladany mengatakan dia segera menyadari telah menemukan Relik Dixon yang hilang. Itu merupakan salah satu dari tiga item yang ditemukan di dalam kamar ratu piramida pada tahun 1872 oleh Insinyur Waynman Dixon.

"Begitu saya melihat angka-angka dalam catatan Mesir kami, saya langsung tahu apa itu dan secara efektif disembunyikan di depan mata dalam koleksi yang salah," kata Eladany dalam pernyataan rilis, dilansir Middle East Eye, Kamis (17/12).

Tiga Relik Dixon

Dua artefak Dixon, yaitu bola dan kait disimpan di British Museum. Sedangkan artefak ketiga yang ditemukan Eladany, hilang selama beberapa dekade.

"Potongan cedar yang hilang telah menghasilkan banyak teori tentang tujuan dan tanggalnya dan memiliki signifikansi khusus karena potensi penanggalan radiokarbon. Beberapa berspekulasi itu adalah bagian dari aturan pengukuran yang dapat mengungkapkan petunjuk mengenai konstruksi piramida," ujar dia.

Fragmen kayu cedar yang hilang telah menunjukkan bahwa kayu tersebut dapat berasal dari suatu tempat pada periode 3341 sampai 3094 sebelum masehi atau sekitar 500 tahun. Menurut pihak universitas, periode tersebut lebih awal dari catatan sejarah yang menyebutkan tanggal Piramida Besar pada masa pemerintahan Firaun Khufu pada 2580 sampai 2560 sebelum masehi.

Universitas mengatakan usia relik mendukung gagasan yakni apa pun penggunaannya Relik Dixon adalah asli dari pembangunan Piramida Besar dan bukan artefak yang ditinggalkan oleh mereka yang menjelajahi ruang-ruang.

“Koleksi universitas sangat banyak bisa mencapai ratusan ribu. Jadi untuk mencarinya seperti menemukan jarum di tumpukan jerami," kata dia.

Kepala Museum dan Koleksi Khusus Universitas Aberdeen, Neil Curtis menyebut penemuan Relik Dixon yang hilang dan penanggalan karbon merupakan suatu kejutan.

“Itu bahkan lebih tua dari yang kita bayangkan. Ini mungkin karena tanggal berkaitan dengan umur kayunya, mungkin dari bagian tengah pohon berumur panjang. Bisa jadi juga karena kelangkaan pohon di Mesir kuno,” kata Curtis.

Saat ini para sarjana akan memperdebatkan penggunaannya, termasuk apakah artefak tersebut sengaja disimpan.  “Penemuan ini pasti akan menghidupkan kembali minat pada Relik Dixon dan bagaimana mereka dapat menjelaskan Piramida Besar,” ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement