Kamis 17 Dec 2020 14:49 WIB

Ulama Mesir: Vaksinasi Adalah Kewajiban Agama

Vaksinasi adalah kewajiban agama bagi semua orang yang tinggal di Mesir

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Esthi Maharani
Logo perusahaan Sinopharm di Shanghai, China. Vaksin Covid-19 yang dikembangkan Sinopharm telah diberikan kepada pekerja esensial dan kelompok terbatas lainnya sejak Juli 2020.
Foto: EPA
Logo perusahaan Sinopharm di Shanghai, China. Vaksin Covid-19 yang dikembangkan Sinopharm telah diberikan kepada pekerja esensial dan kelompok terbatas lainnya sejak Juli 2020.

IHRAM.CO.ID, KAIRO -- Organisasi keagamaan Mesir turut bersikap atas perdebatan sengit tentang vaksin Covid-19. Dar al-Iftaa, otoritas agama yang bertanggung jawab untuk mengeluarkan fatwa meminta masyarakat untuk divaksin dan mengikuti instruksi dari otoritas negara.

Dar al-Iftaa juga mengatakan bahwa vaksinasi adalah kewajiban agama bagi semua orang yang tinggal di negara tersebut. "Penting bagi setiap orang untuk divaksin sehingga kami dapat mengatasi krisis Covid-19," kata Sheikh Khaled Omran, sekretaris Dar al-Iftaa dilansir dari Middle East Eye, Sabtu (12/12).

Mesir menerima pengiriman pertama vaksin Sinopharm China pekan lalu sekaligus menjadi negara Afrika pertama dan negara Arab kedua, setelah Uni Emirat Arab, yang menerima vaksin tersebut. Pengiriman tersebut berisi 50.000 dosis.

Otoritas kesehatan telah memutuskan bahwa vaksin akan didistribusikan ke petugas kesehatan garis depan, terutama di rumah sakit isolasi. Ini akan diikuti oleh lansia, terutama yang menderita penyakit kronis.

Pengiriman vaksin lainnya akan tiba sebagai persiapan untuk imunisasi massal kepada masyarakat luas. Hal ini menjadi kampanye terbesar dalam sejarah medis Mesir.

Mesir juga sebelumnya mengatakan akan membeli antara 20 dan 30 persen kebutuhan vaksin Covid-19 dari raksasa farmasi AS Pfizer.

Pada 11 Desember, sehari setelah pengiriman vaksin Cina tiba, Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi menuturkan agar vaksin Covid-19 didistribusikan secara gratis. Mesir telah berpartisipasi dalam uji klinis Sinopharm, dengan Menteri Kesehatan Hala Zayed salah satu dari mereka yang secara sukarela ikut serta.

Dar al-Iftaa menyetujui persidangan ketika berlangsung pada bulan September, dengan ulama menyatakan bahwa otoritas negara tidak dapat menahan penyakit jika anggota masyarakat tidak divaksinasi. 'Orang tidak memiliki kewajiban agama untuk diimunisasi, tetapi imunisasi ini penting untuk kepentingan umum'

Seorang sarjana senior al-Azhar dan mantan dekan Fakultas Syariah dan Hukum di universitas Kairo, Hamed Abu Taleb mengatakan Imunisasi sangat penting untuk kepentingan bersama.

"Masyarakat tidak memiliki kewajiban agama untuk diimunisasi, tetapi imunisasi ini penting untuk kepentingan masyarakat, terutama jika vaksinnya aman," kata Hamed Abu Taleb.

Program vaksinasi dilakukan saat Mesir berjuang untuk mengatasi pandemi yang sejauh ini telah merenggut nyawa hampir 7.000 orang. Otoritas kesehatan dan media telah berulang kali menyarankan masyarakat untuk mematuhi pedoman pencegahan, termasuk menjaga jarak secara fisik dan pemakaian masker wajah.  Namun, infeksi dan kematian harian terus meningkat selama dua minggu terakhir dan ada kekhawatiran bahwa tingkat infeksi harian, sekarang di lebih dari 500, dapat segera tiga kali lipat.

Awal bulan ini, juru bicara kabinet Nader Saad mengatakan gelombang kedua virus corona bisa lebih mematikan daripada yang pertama, yang melanda antara Maret dan Juni. Masih ada kenangan segar tentang betapa parahnya penderitaan ekonomi selama gelombang pertama, dengan sektor pariwisata ditutup, sejumlah besar pabrik ditutup dan efek negatif pada ekspor industri.

Sekarang ada kekhawatiran bahwa kemungkinan lock down lainnya dapat meningkatkan penderitaan ekonomi rakyat Mesir yang sudah berjuang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement