Jumat 18 Dec 2020 14:20 WIB

Hidangan Couscous Jadi Warisan Unesco

Couscous sebagai warisan budaya tak benda Unesco

Rep: Zainur mahsir Ramadhan/ Red: Esthi Maharani
Couscous
Foto: Youtube
Couscous

IHRAM.CO.ID, JAKARTA — Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB (Unesco) Rabu lalu mengumumkan telah memasukan hidangan khas Afrika Utara, Couscous sebagai warisan budaya tak benda. Hidangan khas negara kawasan Maghribi itu diakui Unesco setelah beberapa waktu dikampanyekan negara-negara di kawasan itu.

"Pengetahuan, dan praktik yang terkait dengan produksi dan konsumsi couscous, ditambahkan setelah Aljazair, Mauritania, Maroko, dan Tunisia mengajukan aplikasi bersama pada Maret 2019 agar hidangan tersebut diakui,’’ tulis Unesco di situsnya dikutip dari Middle East Eye, Jumat (18/12).

Hidangan yang terbuat dari semolina itu, biasanya disajikan dengan sayuran berbumbu, daging atau ikan. Kini, hidangan itu telah populer di seluruh dunia. Namun, couscous nyatanya adalah subjek persaingan yang intens, antara Aljazair, Maroko, Mauritania dan Tunisia yang semuanya mengklaim sebagai rumah asli couscous.

“Couscous adalah hidangan yang menandai kehidupan populasi empat negara ini, dan lebih jauh lagi: tidak ada pernikahan, pesta, atau reuni keluarga tanpa couscous,” tambah Unesco.

Secara umum, Unesco memuji warisan bersama itu. Pasalnya, hidangan itu dianggap menggambarkan bagaimana warisan budaya tak benda dapat menjadi subjek agar negara-negara kawasan bisa bersatu dan bekerja sama.

Kerja sama itu tidak datang dengan mudah. Terlebih, pada 2016, Aljazair mengumumkan upaya tunggal untuk memenangkan status dilindungi untuk hidangan tersebut. Hal itu, tentu membuat marah Maroko.

Butuh waktu bertahun-tahun negosiasi agar berkas tersebut dapat dipresentasikan bersama ke Unesco oleh Aljazair, Mauritania, Maroko, dan Tunisia. "Ini pertama kalinya empat negara Afrika Utara berkumpul untuk mengajukan permohonan bersama," kata duta besar Maroko untuk Unesco Zohour Alaoui pada saat itu.

Berdasarkan informasi, menurut studi arkeologi tentang peralatan memasak yang ditemukan di Afrika Utara, couscous berasal dari abad ke-10, dengan salah satu referensi pertamanya muncul di buku masak Afrika Utara abad ke-13. Setelah abad ke-12, couscous menyebar dari Maroko, Aljazair, dan Tunisia ke Mauritania, Libya, Mesir, dan Afrika sub-Sahara.

Sejak saat itu, couscous telah menjadi fitur intrinsik masyarakat Afrika Utara. Sebagian besar, berkat upaya para wanita Maghribi yang telah mewariskan tradisi membuat hidangan itu dari generasi ke generasi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement