Jumat 18 Dec 2020 19:59 WIB

Palestina Harapkan Bantuan Vaksin Covid-19

Hanya 10 persen populasi Palestina yang akan mendapat vaksin Covid-19 tahap awal

Rep: Dwina Agustin/ Red: Nur Aini
Seorang wanita Palestina membawa sepiring makanan saat dia berjalan bersama anaknya, keduanya mengenakan masker, di Kota Gaza pada 28 Agustus 2020, selama penguncian di kantong Palestina karena meningkatnya kasus infeksi COVID-19. (Mohammed Abed / AFP)
Foto: timesofisrael.com
Seorang wanita Palestina membawa sepiring makanan saat dia berjalan bersama anaknya, keduanya mengenakan masker, di Kota Gaza pada 28 Agustus 2020, selama penguncian di kantong Palestina karena meningkatnya kasus infeksi COVID-19. (Mohammed Abed / AFP)

REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH -- Otoritas Palestina (PA) berharap mendapatkan vaksin melalui kemitraan yang dipimpin Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dengan organisasi kemanusiaan yang dikenal sebagai COVAX. Saluran itu untuk menyediakan vaksin gratis bagi hingga 20 persen populasi negara miskin.

PA berharap untuk memvaksinasi 20 persen populasi melalui COVAX, dimulai dengan petugas kesehatan. "Sisanya tergantung pembelian Palestina dari pasokan global dan kami bekerja sama dengan beberapa perusahaan," kata Rabbo dikutip dari Dailysabah.

Baca Juga

Hanya saja, program tersebut hanya mendapatkan sebagian kecil dari 2 miliar dosis yang diharapkan dapat dibeli selama tahun depan. Negara-negara kaya telah mencadangkan sekitar 9 miliar dari perkiraan 12 miliar dosis yang diharapkan diproduksi oleh industri farmasi tahun depan.

Masalah rumit muncul ketika Palestina hanya memiliki satu unit pendingin yang berada di kota oasis Jericho yang mampu menyimpan vaksin Pfizer. Orang Palestina termasuk di antara hampir 3 miliar orang di seluruh dunia yang kekurangan kapasitas pendinginan.

Pejabat senior kesehatan Palestina, Dr. Ali Abed Rabbo, mengatakan PA sedang dalam pembicaraan dengan Pfizer dan Moderna, serta AstraZeneca dan pembuat vaksin Rusia yang sebagian besar belum teruji. Namun, belum satu pun yang melakukan penandatangan secara resmi.

PA telah melaporkan lebih dari 85.000 kasus di Tepi Barat yang diduduki, termasuk lebih dari 800 kematian, dan wabah telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir. Situasinya bahkan lebih parah di Gaza, rumah bagi 2 juta warga Palestina, yang telah berada di bawah blokade Israel dan Mesir sejak kelompok Hamas merebut kekuasaan pada 2007.

Pihak berwenang di Gaza telah melaporkan lebih dari 30.000 kasus, termasuk 220 kematian. Dengan penguasa Hamas yang dijauhi oleh komunitas internasional, wilayah itu juga akan bergantung pada PA.

Kondisi tersebut berarti dibutuhkan beberapa bulan sebelum vaksinasi skala besar dilakukan di jalur pantai yang miskin. Kepala kantor WHO untuk wilayah Palestina, Dr. Gerald Rockenschaub, mengatakan PA akan memberikan vaksin ke Gaza, tetapi mereka akan tiba dalam jumlah terbatas dan akan membutuhkan waktu untuk mencapai 20 persen pertama.

"Kami berharap pada kuartal pertama tahun depan vaksin pertama mulai berdatangan,” ujar Rockenschaub. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement