Ahad 20 Dec 2020 14:27 WIB

Survei: 60% Warga Prancis Tidak Puas dengan Macron

Dalam sebuah suvei online yang dilakukan Institut Opini Publik Prancis atau French Institute of Public Opinion (IFOP), popularitas Presiden Macron turun ke level 38 persen pada Desember - Anadolu Agency

Dalam sebuah suvei online  yang dilakukan Institut Opini Publik Prancis atau French Institute of Public Opinion (IFOP), popularitas Presiden Macron turun ke level 38 persen pada Desember - Anadolu Agency
Dalam sebuah suvei online yang dilakukan Institut Opini Publik Prancis atau French Institute of Public Opinion (IFOP), popularitas Presiden Macron turun ke level 38 persen pada Desember - Anadolu Agency

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS - Hampir 60 persen warga Prancis tidak puas dengan Presiden Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Jean Castex, demikian data survei online terbaru. Survei yang dilakukan French Institute of Public Opinion (IFOP) melibatkan 1.936 orang berusia 18 tahun ke atas.

Menurut survei tersebut, sebesar 60 persen responden menyatakan tidak puas dengan Macron yang sedang menjalani karantina akibat terinfeksi virus korona. Sebanyak 59 persen menyatakan tidak puas dengan Perdana Menteri Castex.

Baca Juga

Pada hari Kamis, kantor kepresidenan Prancis mengatakan bahwa Macron dinyatakan positif mengidap virus korona baru. Istana Elysee mengumumkan perkembangan tersebut dalam sebuah pernyataan, setelah Macron melakukan tes PCR beberapa hari setelah mengalami gejala Covid-19 ringan.

Survei tersebut juga menunjukkan popularitas Macron turun tiga persen menjadi 38 persen pada Desember. Sedangkan popularitas perdana menteri Prancis turun dua persen menjadi 37 persen.

Survei lain yang dilakukan pada November juga menunjukkan tujuh dari 10 orang Prancis di negara itu tidak mempercayai pemerintahan Macron dalam memerangi pandemi. Survei tersebut juga menemukan langkah-langkah pemerintah untuk memerangi epidemi "tidak konsisten".

sumber : https://www.aa.com.tr/id/dunia/survei-60-warga-prancis-tidak-puas-dengan-macron/2082790
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement