Senin 21 Dec 2020 17:32 WIB

Keberangkatan Umroh Indonesia Terdampak Kebijakan Saudi

Penangguhan perjalanan bisa berdampak pada keberangkatan jamaah umrah dari Indonesia.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Esthi Maharani
Jamaah Umroh melaksanakan jaga jarak ketika berada di area
Foto: saudigazette
Jamaah Umroh melaksanakan jaga jarak ketika berada di area

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Kerajaan Arab Saudi memutuskan menangguhkan perjalanan menuju wilayahnya, baik dari darat, laut, maupun udara. Keputusan penangguhan ini diambil seiring ditemukannya mutasi virus Covid-19 di wilayah Eropa.

Menanggapi hal ini, Konsul Jenderal (Konjen) RI di Jeddah Eko Hartono menyebut kondisi tersebut bisa berdampak pada keberangkatan jamaah umroh dari Indonesia.

"Jelas ini akan berdampak pada jamaah umrah kita. Sebagian masih di sini dan sebagian lagi dijadwalkan tiba pada hari-hari mendatang," kata dia saat dihubungi Republika, Senin (21/12).

Penangguhan ini disebut akan dilakukan selama seminggu ke depan. Namun, seorang sumber dari Kementerian Dalam Negeri Saudi menyebut larangan baru ini bisa saja diperpanjang selama satu minggu lagi.

Konjen Jeddah Eko Hartono sendiri berharap penangguhan perjalanan yang dilakukan Kerajaan Saudi hanya berjalan selama seminggu. Ia merasa kasihan dengan jamaah umroh asal Indonesia yang harus menunda lagi keberangkatannya karena kebijakan tersebut. Saat ini, di Arab Saudi disebut ada sekitar 400 jamaah umroh. Termasuk di dalamnya rombongan dari Kementerian Agama (Kemenag) dan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH).

"Yang masih di Saudi sekitar 400an orang, termasuk rombongan Kemenag dan BPKH. Di antara mereka, 282 orang akan kembali ke Jakarta malam ini dengan maskapai Garuda," lanjutnya.

Dari sekian jamaah umrah yang ada di Saudi, Konjen Eko menyebut ada enam orang yang terdeteksi positif Covid-19. Untuk sekarang, keenam jamaah sedang menjalani karantina di akomodasi di Makkah.

Dilansir di The National News, Senin (21/12), keterangan resmi dari Saudi Press Agency menyebut Kerajaan sementara menangguhkan semua penerbangan internasional, kecuali dalam kasus luar biasa. Penangguhan dilakukan dalam jangka waktu satu minggu, yang dapat diperpanjang seminggu lagi.

"Masuk ke kerajaan melalui pelabuhan darat dan laut juga akan ditangguhkan selama seminggu, yang dapat diperpanjang seminggu lagi," tulis SPA mengutip sumber di Kementerian Dalam Negeri. Meski demikian, Saudi menyebut penangguhan tidak berlaku bagi pesawat internasional yang saat ini berada di kerajaan, yang akan diizinkan untuk pergi.

Dalam pernyataan tersebut, dituliskan pula jika penangguhan ini akan berlanjut sampai informasi medis terkait sifat virus baru yang terlah bermutasi menjadi jelas.

Siapapun yang datang dari negara tempat virus baru ini muncul setelah 8 Desember dan telah tiba di Arab Saudi harus diisolasi di rumah selama dua minggu. Orang-orang ini juga harus menjalani tes Covid-19 selama masa isolasi dan mengulang tes setiap lima hari.

Di sisi lain, siapa pun yang telah kembali dari atau melewati negara Eropa, maupun negara lain di mana strain baru telah muncul selama tiga bulan terakhir, juga harus mengikuti tes Covid-19.

Kementerian Dalam Negeri lantas memutuskan pergerakan barang, komoditas, dan rantai pasokan dari negara-negara di mana strain baru belum muncul dikecualikan dari langkah-langkah yang disebutkan di atas.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement