Senin 21 Dec 2020 21:35 WIB

Kriteria yang Harus Dipenuhi Khalifah Menurut Imam Syafii 

Imam Syafii memberlakukan syarat ketat untuk khalifah

Rep: Muhyiddin/ Red: Nashih Nashrullah
Imam Syafii memberlakukan syarat ketat untuk khalifah. Mahkota raja (Ilustrasi).
Foto: IST
Imam Syafii memberlakukan syarat ketat untuk khalifah. Mahkota raja (Ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Allah SWT telah menganugerahi Imam syafi’i bakal dan sifat-sifat khusus yang telah mengangkat derajatnya di bidang agama, akhlak, dan ilmu. Allah juga menjadikannya sebagai pionir pemikiran dan pemimpin kaum intelektual.  

Imam Syafi’i memiliki daya nalar yang sangat tajam dan memori yang kuat. Karena itu, ia memiki pemikiran yang mendalam. Di antara pemikiran Imam Syafi’i yang diungkap dalam buku ini adalah tentang khilafah.

Baca Juga

Meskipun berada jauh dari ranah ilmu fikih, Imam Syafi’i juga terdorong mengemukakan pendapatnya tentang masalah kekhalifahan ini. Namun, dalam hal ini Imam Syafi’i menentukan syarat-syarat seorang khalifah.

Dalam masalah khilafah, sebagaimana dinukilkan dari buku “Biografi Imam Syafi’i: Kisah Perjalanan Hidup Sang Mujtahid”, yang terpenting bagi Imam Syafi’i adalah yang meraihnya harus seorang Quraisy. 

 

Seorang khalifah juga harus didukung masyarakat, baik sebelum menduduki kursi kepemimpinan maupun setelahnya. Sementara, syarat keadilan menurut Imam syafi’i sudah menjadi hal yang semestinya.

Namun, siapakah sekarang ini yang mampu memenuhi syarat-syarat yang diungkapkan Imam Syafi’i tersebut, termasuk di Indonesia? Karena tidak adanya sosok yang ideal seperti itu lah mungkin para ulama Indonesia menolak untuk menerapkan sistem khilafah.

Imam syafi’i sendiri berkeyakinan bahwa orang yang paling layak dan mampu menjadi khalifah hanyalah khulafaur Rasyidin, yaitu Abu Bakar al-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib.

Namun, diriwayatkan juga bahwa Imam Syafi’i menganggap jumlah khulafaur Rasyidin itu sebenarnya ada lima. Selain empat khalifah di atas, Imam syafi’i menambahkan seorang lagi dari sahabat Rasulullah, yaitu Umar bin Abdul Aziz.

Buku ini berbeda dari buku biografi Imam Syafi’i sebelum-sebelumnya. Dari kisah dan peristiwa yang diurai, pembaca akan dapat memetik pelajaran ilmu dan iman. Buku ini juga menyajikan banyak data, tapi bisa disuguhkan dengan ringan dan tertata.   

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement