Senin 21 Dec 2020 23:04 WIB

Sekolah Dibuka, Epidemiolog Minta Tinjau Kasus Per Kelurahan

Sekolah aman dibuka jika berada di kelurahan tanpa kasus aktif selama 14 hari

Siswa SMP Negeri 6 Jayapura dengan masker di wajahnya berjalan meninggalkan sekolah usai melakukan pendaftaran ulang pada hari pertama sekolah di Jayapura, Papua, Senin (13/7/2020). Siswa SD, SMP dan SMA mulai mengikuti kegiatan belajar-mengajar tahun ajaran baru 2020/2021 dengan sistem pembelajaran tatap muka langsung dan daring. ANTARA FOTO/Gusti Tanati/wsj.
Foto: ANTARA FOTO/Gusti Tanati
Siswa SMP Negeri 6 Jayapura dengan masker di wajahnya berjalan meninggalkan sekolah usai melakukan pendaftaran ulang pada hari pertama sekolah di Jayapura, Papua, Senin (13/7/2020). Siswa SD, SMP dan SMA mulai mengikuti kegiatan belajar-mengajar tahun ajaran baru 2020/2021 dengan sistem pembelajaran tatap muka langsung dan daring. ANTARA FOTO/Gusti Tanati/wsj.

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG --  Epidemiolog Universitas Sriwijaya Dr Iche Andriany Liberty menilai rencana Pemerintah Kota Palembang menyelenggarakan belajar tatap muka pada Januari 2021 perlu mempertimbangkan kondisi kasus per kelurahan berdasarkan lokasi sekolah.

Menurut Iche, sekolah cukup aman dibuka jika berada di kelurahan yang tidak muncul kasus aktif dalam 14 hari. Ditambah, domisili siswa juga berada di kelurahan yang sama.

"Paling tidak petakan kembali jumlah kasus aktif di kelurahan sekolah itu berada," ujar dia menanggapi rencana Pemkot Palembang memberlakukan belajar tetap muka mulai Januari 2021 pada Senin (21/12).

Menurut dia, berdasarkan perkembangan kasus Covid-19 saat ini, Kota Palembang belum sepenuhnya aman untuk melaksanakan belajar tatap muka.  Dia mengungkap, peningkatan kasus masih mengkhawatirkan serta status zonasi masih kisaran sedang hingga tinggi.

Namun jika sekolah tetap dibuka maka tiga unsur utama yakni orang tua, sekolah dan pemerintah harus bersedia bertanggung jawab serta tidak saling menyalahkan jika muncul klaster.Selain itu sekolah perlu bekerja sama dengan Puskesmas yang dapat memantau protokol kesehatan dan agar lebih cepat dalam melakukan pelacakan jika ditemukan kasus.

Sebelumnya, Pemkot Palembang menawarkan pola jadwal tatap muka bergantian sehingga kerumunan siswa dapat ditekan. Iche menilai potensi penularan Covid-19 tetap akan ada karena faktor kepatuhan protokol kesehatan masyarakat masih belum optimal.

"Orang tua dan siswa mungkin sudah patuh prokes tapi gurunya bisa jadi lengah, begitu juga sebaliknya, sekarang kondisinya masih lumayan riskan untuk belajar tatap muka," jelas dia.

Ia menyebut kondisi aman yang sepenuhnya untuk siswa bergantung pada kecepatan Satgas Covid-19 dalam menangani pandemi dari hulu hingga hilir, atau setidaknya setelah 70 persen masyarakat menerima vaksinasi."Ketika indikator pandemi sudah terkendali maka sekolah aman dibuka," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement