Selasa 22 Dec 2020 12:15 WIB

Terumbu Karang di Raja Ampat Memutih, Ada Apa?

Pada tingkat lanjut, pemutihan warna karang diikuti oleh kematian karang.

Suasana keindahan alam di sekitar Pianemo, Raja Ampat, Papua Barat, Jumat (22/11).
Foto: Republika/Prayogi
Suasana keindahan alam di sekitar Pianemo, Raja Ampat, Papua Barat, Jumat (22/11).

REPUBLIKA.CO.ID, SORONG — Hasil survei menunjukkan bahwa sebagian terumbu karang di kawasan konservasi perairan PulauWaigeo, Kepulauan Raja Ampat, Provinsi Papua Barat, telah memutih, kata Kepala Badan Layanan Umum Daerah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kawasan Konservasi Perairan Daerah Raja Ampat Safri.

Saat dihubungi dari Waisai, Selasa (22/12), Safri mengatakan bahwa data awal dari survei yang dilakukan di lebih dari sepuluh tempat penyelaman memperlihatkan adanya pemutihan terumbu karang jenis karang cabang, karang meja, dan karang lunak.

"Kita melakukan survei pada tempat-tempat menyelam atau spot diving terkenal di Raja Ampat, lebih dari 10 titik. Kondisi pemutihan karang sedang terjadi dan ini adalah fenomena alam," katanya.

Ia mengemukakan bahwa perubahan suhu berkontribusi pada kejadian pemutihan terumbu karang yang terjadi di wilayah perairan Raja Ampat dan berharap terumbu-terumbu karang tersebut bisa memulih setelah kondisi kembali normal.

Menurut informasi yang disiarkan di laman resmi Program Pengelolaan dan Rehabilitasi Terumbu Karang (Coralreef Rehabilition And Management Program/COREMAP) Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, pemutihan karang merupakan peristiwa keluarnya zoo xanthella--mikro algae yang hidup di dalam jaringan endoderm karang-- dari karang yang ditandai dengan memudarnya warna seluruh karang menjadi putih.

Pada tingkat lanjut, pemutihan warna karang diikuti oleh kematian karang. Penyebab utama pemutihan karang adalah terjadinya perubahan suhu air laut menjadidi atas atau di bawah normal.

Karang tumbuh bisa dengan baik di laut tropis pada suhu 28 sampai 29 derajat Celsius. Perubatan suhu 2 sampai 3 derajat Celsius di atas atau di bawah normal dalam kurun satu sampai dua minggu bisa menyebabkan karang mengalami pemutihan.

Bila kenaikan atau penurunan suhu berlanjut hingga satu bulan maka seluruh koloni karang, karang lunak, anemone, dan zoanthid akan memutih dan jika kondisi tersebut berlanjut hingga pekan keenam maka koloni karang akan mengalami kematian.

Safri mengatakan bahwaUnit Pelaksana Teknis Dinas Kawasan Konservasi Perairan Daerah Raja Ampatterus memantau kondisi terumbu karang di wilayah perairan Raja Ampat.

Guna meminimalkan risiko kerusakan terumbu karang, ia melanjutkan,Unit Pelaksana Teknis Dinas Kawasan Konservasi Perairan Daerah Raja Ampat mengajak warga dan pemerhati konservasi mendukung upaya untuk mencegah pencemaran air laut yang bisa menyebabkan kerusakan terumbu karang.

"Kami juga berharap kepada masyarakat agar tidak melakukan hal-hal seperti bom ikan dan membuang sampah ke laut sehingga terumbu karang dapat bertahan menghadapi situasi perubahan suhu yang terjadi saat ini," katanya.

Meidiarti Kasmidi dari Conservation International Indonesia juga mengajak semua pihak mendukung upaya untuk menjaga ketahanan dan kesehatan terumbu karang di wilayah Raja Ampat.

"Kondisi ini sangat memprihatinkan. Kami akan mengedukasi masyarakat maupun sektor usaha pariwisata agar memperhatikan sampah dan pembuangan sedimentasi agar tidak sampai ke laut dan mengganggu kesehatan terumbu karang," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement