Selasa 22 Dec 2020 13:59 WIB

Kisah Penjarahan Hajar Aswad

Abu Thahir kemudian memerintahkan anak buahnya untuk mencongkel Hajar Aswad

Hajar Aswad dibersihkan dan diberi minyak wangi.
Foto: al arabiya
Hajar Aswad dibersihkan dan diberi minyak wangi.

IHRAM.CO.ID, Hajar Aswad adalah batu yang berada di salah satu sisi Ka'bah. Umat Islam disunah kan untuk mencium Hajar Aswad, jika mampu melakukannya pada salah satu manasik haji dan umrah. Me nu rut riwayat, Hajar Aswad dahulunya adalah sebongkah batu besar berwarna putih. Ibnu Abbas RA mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, "Hajar Aswad adalah batu dari surga. Batu tersebut lebih putih dari salju. Dosa orang-orang musyriklah yang membuatnya menjadi hitam," (HR Ahmad).

Namun, saat ini batu itu telah terpe cah menjadi sekitar delapan keping de ngan berbagai ukuran. Batu-batu itu di kumpulkan dan diikat dengan lingkaran perak. Ada beberapa peristiwa yang menyebabkan kerusakan Hajar Aswad. Di antaranya adalah bencana banjir, pengepungan, dan penjarahan Ka'bah oleh sekte Syiah pimpinan Abu Thahir.

Ashim bin Musthafa dalam artikel berjudul "Penjarahan Hajar Aswad" yang dilansir laman Almanhaj mengungkapkan, Abu Thahir memiliki nama lengkap Sulaiman bin Abu Said al-Husain al-Ja nabi. Dia adalah tokoh golongan Qara mithah (salah satu sekte Syiah Isma'ili yah) pada masanya. Abu Thahir al-Janabi bertanggung jawab atas kerusakan dan peperangan terhadap kaum Muslimin yang terjadi pada musim haji 317 H. Bahkan, kota suci Makkah dan Masjid al- Haram pun tak luput dari kejahatannya.

Kisah pilu tentang kesadisan Abu Thahir al-Janabi dan kelompoknya itu terekam jelas dalam kitab Bidayah wan Nihayah yang ditulis Ibnu Katsir. Pada 8 Dzulhijah 317 H, orang-orang Qara mithah melancarkan huru-hara di Tanah Haram. Mereka merampok dan membunuhi kaum Muslim yang sedang me nu naikan ibadah haji.

Saat gerombolan Qaramithah menjalankan aksi kejahatannya, sebagian jamaah haji berusaha menyelamatkan diri dengan berpegangan pada kiswah Ka'bah. Namun, mereka tetap menjadi korban. Pedang-pedang milik kaum Syiah Qaramithah menebas mereka dengan tanpa ampun. Begitu pula halnya dengan para jamaah yang sedang melakukan tawaf, juga tewas seketika di tangan kelompok Abu Thahir al-Janabi. "Bahkan, di antara korban yang meninggal akibat keganasan kaum Qaramithah itu juga terdapat para ulama ahli hadis," ujar Ashim.

Kekacauan tidak berhenti sampai di situ saja. Abu Thahir kemudian memerintahkan anak buahnya untuk mencongkel Hajar Aswad dari dinding Ka'bah. Batu dari surga itu selanjutnya dibawa Abu Thahir ke daerahnya dan terus berada di dalam penguasaan kelompok Syiah Qaramithah selama 22 tahun. Pada 339 H, Hajar Aswad akhirnya dikembalikan ke tempatnya semula di Makkah.

sumber : Dialog Jumat
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement