Jumat 25 Dec 2020 13:23 WIB

AS Buka Pos Diplomatik ‘Virtual’ di Sahara Barat

AS mau buka konsulat di Sahara Barat setelah Maroko setuju normalisasi dengan Israel.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Teguh Firmansyah
 Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo.
Foto: AP/Menahem Kahana/Pool AFP
Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Departemen Luar Negeri Amerika Serikat akan membuka pos diplomatik "virtual" di Sahara Barat menjelang pembukaan  konsulat di sana.

Langkah itu, dilakukan setelah AS mengakui kedaulatan Maroko atas wilayah yang disengketakan awal bulan ini. Hal itu sebagai kompensasi atas langkah Maroko yang mau melakukan normalisasi dengan Israel.

Baca Juga

“Senang mengumumkan awal dari proses untuk mendirikan konsulat AS di Sahara Barat,” ujar Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo dalam kicauannya dikutip dari Times of Israel, Jumat (25/12).

Dia menegaskan, langkah peresmian itu akan segera berlaku. Seraya menyatakan jika konsulat lainnya akan segera berfungsi penuh beberapa waktu ke depannya. “Pos kehadiran virtual ini akan dikelola oleh Kedutaan Besar AS di Rabat, dengan fokus pada mempromosikan pembangunan ekonomi dan sosial," kata Pompeo. Ia tak memberikan jadwal waktu pembukaan konsulat.

Menurutnya, AS akan terus mendukung negosiasi politik dalam menyelesaikan masalah antara Maroko dan Polisario yang selama ini juga mengklaim Sahara Barat.

Sejauh ini, Maroko memang diketahui menjadi negara Arab ketiga yang menormalisasi hubungan dengan Israel dalam perjanjian yang ditengahi AS dalam beberapa bulan terakhir, setelah Uni Emirat Arab dan Bahrain. Sudan, juga telah mengumumkan rencana untuk menormalisasi hubungan dengan Israel, meskipun belum ada perjanjian resmi yang ditandatangani.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement