Sabtu 26 Dec 2020 17:05 WIB

Sandiaga Fokus ke Wisatawan Domestik Setahun ke Depan

Situasi pandemi menyulitkan sektor pariwisata untuk menggaet wisatawan mancanegara.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Andri Saubani
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno (kanan) bersama mantan Menparekraf Wishnutama Kusubandio (kiri) melambaikan tangan usai upacara serah terima jabatan (Sertijab) di Jakarta, Rabu (23/12/2020). Sandiaga merupakan satu dari enam menteri baru yang dilantik Presiden Joko Widodo untuk menggantikan posisi menteri lama (
Foto: Antara/Andreas Fitri Atmoko
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno (kanan) bersama mantan Menparekraf Wishnutama Kusubandio (kiri) melambaikan tangan usai upacara serah terima jabatan (Sertijab) di Jakarta, Rabu (23/12/2020). Sandiaga merupakan satu dari enam menteri baru yang dilantik Presiden Joko Widodo untuk menggantikan posisi menteri lama (

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, mengatakan, virus corona masih mengancam dunia lantaran telah ditemukannya varian baru. Situasi itu dinilai akan menyulitkan sektor pariwisata untuk menggaet wisatawan mancanegara.

"Potensi wisatawan nusantara luar biasa dan bisa kita dorong sebagai fokus kita di tengah pandemi. Paling tidak setahun ke depan," kata Sandiaga dalam dialog bersama para kepala dinas pariwisata daerah secara virtual, Sabtu (26/12).

Baca Juga

Kendati demikian, Sandi menuturkan, bukan berarti pemerintah tidak akan berupaya untuk mendatangkan wisatawan mancanegara. Menurutnya dalam situasi saat ini setidaknya wisman hanya bisa diharapkan dari negara tetangga lewat upaya travel bubble antarnegara.

Ia mengatakan, mengubah fokus wisatawan merupakan salah satu implementasi dari upaya adaptasi yang ia tekankan. Adaptasi dalam hal fokus segmen wisatawan harus dilakukan demi membantu para pelaku usaha di bidang parekraf yang jumlahnya diperkirakan mencapai 30 juta orang. Namun, standar-standar protokol kesehatan harus diterapkan agar wisatawan domesik mau berwisata dan mendapatkan kepercayaan serta rasa aman.

"Perubahan harus menguatkan kita, dan salah satunya lewat sertifikasi standar CHSE agar destinasi wisata juga beradaptasi dan bisa mengkalibrasi target wisatawan," katanya.

Sandiaga meyakini, potret pariwisata ke depan akan sangat berubah dan tidak akan lagi seperti sebelum pandemi terjadi. Oleh karena itu, sebagai sektor usaha yang berkontribusi 7,28 persen terhadap produk domestik bruto nasional, Sandiaga meminta seluruh pemangku kepentingan untuk melakukan langkah bersama yang cepat dalam melakukan adaptasi.

Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata,

Wisnu Bawa Tarunajaya, mengatakan, situasi pandemi mengubah perilaku wisatawan. Para wisatawan akan lebih peduli pada aspek kesehatan dan memiliki destinasi yang aman secara fisik, kesehatan, maupun penerapan protokol kesehatan.

Kemenparekraf pun tengah melakuka proses sertifikasi. Di mana, BUMN PT Sucofindo menjadi ketua konsorsium dalam membentuk tim yang memproses sertifikasi CHSE. Hingga saat ini, kata Wisnu, sebanyak 6.626 pelaku parekraf telah tersertifikasi CHSE dan akan kembali dilanjutkan pada tahun depan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement