Senin 28 Dec 2020 21:08 WIB

Lari atau Jalan Kaki, Mana yang Cocok untuk Anda?

Selama pandemi, olahraga lari dan jalan kaki kian digemari banyak orang.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Nora Azizah
Foto: Olahraga lari (ilustrasi)
Foto: PxHere
Foto: Olahraga lari (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- International Health, Racquet, and Sports Club Association (IHRSA) mencatat, 53 persen masyarakat Amerika Serikat (AS) kini lebih sering berjalan kaki dan lari. Aktivitas fisik ini kian digemari, khususnya selama pandemi Covid-19.

Namun, antara berjalan kaki dan lari, keduanya memiliki manfaat yang berbeda. Secara umum, berlari memiliki reputasi sebagai olahraga yang lebih baik dibandingkan berjalan kaki. Reputasi tersebut disematkan karena berlari membakar lebih banyak kalori dibandingkan berjalan kaki.

Baca Juga

"Padahal (membakar kalori lebih banyak) bukan berarti itu menjadi olahraga "yang lebih baik"," ujar Direktur Edukasi STRIDE dan pelatih lari Steve Stonehouse NASM CPT USATF, seperti dilansir Well and Good, Senin (28/12).

Steve mengatakan, ada banyak faktor yang perlu diperhatikan untuk menilai mana yang lebih baik di antara berlari atau berjalan kaki. Sebagian besar dari faktor-faktor ini bersifat individual.

 

Di sisi lain, berjalan kaki kerap dianggap sebagai opsi yang lebih mudah dibandingkan berlari. Anggapan ini juga tidak sepenuhnya benar. Beberapa desain latihan berjalan kaki bisa sangat sulit untuk dilakukan, bergantung pada variabel seperti kecepatan, penanjakan, dan durasi.

Steve menekankan bahwa jalan kaki santai selama 30 menit tidak memberikan hasil yang sama seperti olahraga lari berintensitas tinggi. Sebalikya, lari dengan medan yang mudah juga tidak akan memberikan ahsil yang sama seperti olahraga berjalan kaki yang melibatkan beragam tahap penanjakan.

Pada dasarnya, poin terpenting bukanlah berjalan kaki "melawan" berlari. Namun, hal yang terpenting adalah menggabungkan keduanya untuk mendapatkan olahraga terbaik yang aman dan efektif.

Untuk orang-orang yang ingin melakukan olahraga low impact, berjalan kaki dapat menjadi pilihan yang lebih tepat. Berjalan kaki memberikan tekanan yang lebih sedikit pada sendi dibandingkan berlari. Berlari juga memiliki risiko cedera yang lebih besar dibandingkan berjalan kaki.

Olahraga berjalan kaki juga cocok dilakukan di masa-masa pemulihan setelah berolahraga keras. Berjalan kaki dapat membuat seseorang menjalani masa pemulihan yang aktif.

Di sisi lain, berlari cocok dilakukan untuk orang-orang yang ingin berolahraga namun tidak memiliki banyak waktu. Setengah jam berlari dapat memberikan manfaat yang setara dengan 60 menit berjalan kaki.

Olahraga berlari juga baik untuk mekanik tubuh. Saat berjalan kaki, tubuh cenderung berada pada posisi yang sama sepanjang wakt. Namun ketika berlari, tubuh akan melakukan beragam gerakan berbeda dalam kecepatan dan peningkatan yang berbeda. Menjaga bahu tetap tegap juga memberikan manfaat yang baik bagi kekuatan inti tubuh dan postur tubuh.

Yang tak kalah menarik, baik berjalan kaki maupun berlari sama-sama memberi manfaat dalam memperpanjang harapan hidup. Studi pada 2003 yang melibatkan 33 ribu pelari dan 16 ribu pejalan kaki menunjukkan bahwa kedua kelompok ini sama-sama mengalami penurunan risiko terhadap tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes, dan penyakit jantung.

Tak hanya itu, berjalan kaki dan berlari juga sama-sama memberikan dampak positif bagi kesehatan mental. Keduanya dapat memperbaiki suasana hati serta membangun kepercayaan diri.

"Dan membantu Anda menghadapi stres," pungkas pelatih lari Charge, Betsy Magato.

Memilih yang terbaik di antara berjalan kaki dan berlari akan sangat bergantung pada preferensi dan kondisi diri sendiri. Yang terpenting adalah olahraga tersebut dilakukan secara konsisten.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement